Maka peran pendidik sebagai motivator harus dapat memotivasi peserta didik agar tetap berusaha dan mencoba sampai bisa. Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkdan mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, tujuan, sasaran, dan insentif. Keadaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (Ahmad Idzhar, 2016).
Beberapa kalimat motivasi yang dapat diterima oleh peserta didik dikarenakan ketakutan untuk mencoba dan takut karena salah, yaitu “Kamu boleh takut, tapi kamu harus tetap mencoba, nanti kalau setiap mencoba dan melihat hasilnya bagus, pasti rasa takut itu akan hilang dengan sendirinya, dan kamu bisa memulai mencoba hal baru lainnya yang lebih sulit”.
Kalimat ini akan menjadi doktrin pemahaman dan membentuk pola pikir bahwa sesuatu yang baru dipelajari oleh peserta didik akan mengalami kesulitan, dan dia harus tetap mencobanya. Ketika peserta didik mencoba dan melakukan beberapa kesalahan, maka ketika berhasil mencoba, secara tidak langsung dia melakukan pembelajaran dengan penuh makna dan pemahaman, disaat itulah aspek afektif didapatkan oleh peserta didik. Maka saat peserta didik berhasil dalam kompetisi perlombaan, dia telah mempelajari sesuatu.
Baca Juga:5 Alasan Anak Jadi Pelaku Bullying, Waspadai Pola Asuh yang Salah & Penanganan yang TepatCara Ukur Jarak Rumah ke Sekolah untuk Zonasi PPDB 2023, Tidak Hanya dengan Google Maps
Maka Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh siswa dalam rangka membangun makna atau pemahaman. Karenanya dalam belajar guru perlu memberi motivasi kepada siswa untuk mengunakan potensi dan otoritas yang dimilikinya untuk membangun suatu gagasan. Pencapaian keberhasilan belajar tidak hanya menjadi tanggung jawab siswa, tetapi guru ikut bertanggung dalam menciptakan situasi dan dorongan prakarsa, motivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Muh. Zein, 2016).
Kaligrafi Arab Islami merupakan seni yang memaksimalkan kreativitas dan ketrampilan intuitifnya secara bersamaan. Banyak yang mengklaim bahwa para seniman dominan menggunakan otak kanan (Shintya Tifanny AffifahShintya Tifanny Affifah, 2022). Maka seorang pendidik harus dapat memilih potensi peserta didik yang dapat dimaksimalkan melalui dominasi otak kanan atau otak kirinya dalam setiap.
Seorang pendidik memandang peserta didik memiliki potensi berbeda. Salah satu faktor yang paling penting dalam menentukan potensi anak adalah genetika. Genetika memainkan peran besar dalam menentukan kecerdasan, kemampuan belajar, dan bakat anak (Feri Dianto, 2023).