Caping 2 Tokoh yang Mempesona

Caping
Caping catatan pinggir (Shopee.com)
0 Komentar

Gaya bahasa yang mengalir jadi inti utamanya. Soal aturan bahasa itu pikir keri. Abaikan saja yang penting pesan tersampaikan.

Refleksi Atas Fakta

Bacaan terakhir tentang Al-Zaytun Deposit adalah tulisan reflektif Dahlan Iskan setelah mengunjungi Pondok pesantren yang katanya kontroversi itu.

Tapi sebenarnya tidak. Hanya kelewat modern saja. Saya lihat wawancara akun tiktok @logikamerdeka buat tambahan materi.

Baca Juga:2 Mie Gacoan Terdekat di Pekalongan, Tak Perlu Jauh-jauh ke Malang. Murah dan Mudah!3 Bihun Goreng Lezat yang Bikin Nyandu di Lidah

Nuansa reflektif dan kontemplatif juga ada pada karya tulis Catatan pinggir Goenawan Mohammad. Sama sekali tak ada bedanya.

Tulisan kedua tokoh ini seakan sedang mengobrol saja. Tentang isu-isu terkini yang sedang berkembang.

Bahasa yang Menyentuh

Sebagai pembaca, selalu tersentuh dengan gaya bahasa baik Goenawan Mohammad atau Dahlan Iskan. Tepat sebelum lulus, saya sering baca tulisan reflektif seperti itu.

Kebetulan juga suka pada hal-hal cerita reflektif baik catatan pinggir miliki Goenawan Mohammad atau Dahlan Iskan di Disway.

Selalu bisa menyentuh sisi terdalam manusia. Hari dan pikiran. Nalar dan naluri.

Perbedaan Caping Goenawan Muhammad dan Dahlan Iskan

Goenawan Mohammad (Instagram:@goenawan8239)

Baik sekarang perbedaannya ya. Jadi ada beberapa perbedaan yang kentara banget. Diantara sebagai berikut.

Baca Juga:BARU! Mie Richeese Murah Harga 2.000-an, Cobain YukBIKIN NGILER Mie Goreng Jawa Telur Dadar Kuliner Malam Hari Buat 2 Porsi

Tingkat Metafora

Caping milik Goenawan Mohammad dari segi metafora sangat ndakik-ndakik. Maklum beliau adalah pendiri media yang menekankan sisi gaya bercerita sastra.

Butuh pencernaan lebih kalau pengen paham satu tulisan beliau. Kalau dibaca satu kali saja, kemungkinan besar harus diulang lagi sampai paham.

Minimal ketemu relevansinya dengan isu terkini. Keterbatasan wawasan bisa jadi masalah besar.

Kalau Caping miliki Dahlan Iskan lebih ringan dibaca. Kebanyakan orang bisa langsung paham. Tak terlalu ndakik-ndakik gaya berceritanya.

Cukup sajikan cerita detail fakta di tempat. Tak perlu ditambah. Apalagi dikurangi. Setidaknya itulah yang ditulis oleh beliau soal Al-Zaytun.

Gaya Tulisan

Satu lagi. Gaya tulisan Caping milik Goenawan Mohammad mengambil referensi umum tentang suatu kejadian di masa lalu.

Kemudian kalau sudah ditarik secara halus ke percaturan isu masa kini. Sangat menantang bagi mereka yang punya rasa ingin tahu tinggi. Ini tulisan lagi bicara tentang apa sih? Kira-kira begitu.

0 Komentar