Wakil Wali Kota Pekalongan Apresiasi Inisiasi Mercy Corps Indonesia
Komitmen bersama menyelesaikan masalah banjir di wilayah pesisir.(foto/istimewa)
Sementara Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi dan menyambut baik adanya kegiatan diskusi yang diinisasi Mercy Corps Indonesia tersebut. Karena dapat mempertemukan para pemangku wilayah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdampak perubahan iklim.
Sehingga diharapkan bisa terwujud sinergi kebijakan lintas wilayah yang mengedepankan masyarakat sebagai kunci dalam melakukan penataan wilayah pesisir yang berketahanan.
Baca Juga:Ini Rencana Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria Usai Menangi Gugatan Lahan RSUD KratonPelti Kota Pekalongan Ingin Wujudkan Tenis Jadi Olahraga Favorit Masyarakat
Menurutnya, Pemerintah Kota saat ini fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan budaya pesisir untuk menciptakan masyarakat Kota Pekalongan yang adaptif.
Dia mengatakan, progress penanganan akibat perubahan iklim di Kota Pekalongan sudah menunjukkan keberhasilan 60 persen melalui berbagai upaya pembangunan infrastruktur pengendalian banjir maupun kolaborasi pendanaan dari APBN, Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi maupun APBD Kota Pekalongan.
“Tinggal sisi barat yang belum. Namun ada hal yang perlu ditekankan yaitu masyarakat perlu didorong beradaptasi baik pola pikir dan pola kehidupan masyarakat itu sendiri terutama dalam memandang permasalahan permukiman,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, lahan yang sudah menjadi rawa bisa dimanfaatkan untuk rumah terapung. Sehinga masyarakat juga memiliki pemahaman baru bagaimana mencari rezeki di sektor perairan dengan kondisi yang demikian. Disamping itu, perlu adanya adaptasi dari sisi peraturan perundangan.
“Misal lahan sawah atau tambak bisa dibuat aturan agar bisa displit SHM nya dan dilindungi kepemilikannya walaupun sudah berupa rawa-rawa. Pemkot Pekalongan telah berupaya mengatasi perubahan iklim seperti rob dari sisi timur dengan pembangunan tanggul di pinggir laut dan sungai, membangun rumah-rumah pompa, membuat bendung gerak yang akan membuat Sungai Kupang bisa dikeruk untuk tampungan air hujan. Karena posisi airnya sudah rendah, maka setelah itu dipompa atau dialirkan pada saat air laut tidak rob,” tandasnya.(nul)