Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksikan kesan- kesan (Sumadi Suryabrata, 2012). Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesan-kesan itu disebut daya ingatan (Ngalim Purwanto, 2017). Hal tersebut juga diungkapkan oleh Agus dalam bukunya, daya ingat adalah kemampuan mengingat kembali kesan-kesan yang telah tersimpan di dalam ingatan bila diperlukan (Agus Nggermanto, 2002). Salah satu terbentuknya ingatan yaitu menerima kesan-kesan. Menerima kesan-kesan disebut juga mencamkan (Novan Ardy Wiyani & Barnawi, 2014). Menghafal adalah sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk meresapkan suatu pelajaran tertentu ke dalam pikiran agar selalu ingat untuk kemudian terus-menerus dijaga, dipelihara, dan dilindungi agar tidak terlupakan (Cece Andulwaly, 2019).
Metode hafalan dengan bernyanyi dapat diimplementasikan pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Ketika tenaga pendidik menyampaikan materi Akhlak tentang sifat wajib bagi Rasulullah saw, nama dan tugas para malaikat, do’a-do’a keseharian, atau menyampaikan dalil ayat Al-Qur’an dan Hadits. Guru dapat menciptakan lagu atau melakukan aransemen lagu, merubah syair lagu asli dengan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan.
Guru hendaknya mengambil aransemen lagu dengan mengikuti tranding topic lagu yang sedang viral di media sosial, pendidik bisa menggunakan music pop, religi, bahkan musik dangdut untuk menjadikan teori mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi syair-syair lagu. Untuk membuat aransemen dengan merubah syair asli dengan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, dibutuhkan kreativitas guru untuk merangkai setiap kalimat menjadi lagu yang menyenangkan.
Baca Juga:Inilah 5 Manfaat Minum Kopi Bagi Mahasiswa, Bisa Jadi Teman Melek Nih!Inilah 9 Bahaya Bawang Putih Jika Dimakan Mentah, Tak Hanya Mendatangkan Manfaat Lho!
Agar materi pelajaran Pendidikan Agama Islam selalu ingat untuk kemudian terus-menerus dijaga, dipelihara, dan dilindungi agar tidak terlupakan dibutuhkan praktik secara langsung dengan menyesuaikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam. Misal dengan bernyanyi, peserta didik sudah mampu menghafal materi 25 Nama Nabi dan Rasul, Nama dan Tugas Malaikat. Maka untuk menjaganya, peserta didik dituntut untuk bernyanyi dengan di ikuti menulis dalam syair-syair lagu.
Jika materi hafalan berupa dalil Al-Qur’an Hadits, yang membutuhkan penyampaian didepan umum, misalkan untuk kebutuhan berpidato, atau untuk ujian lisan, hafalan bisa dilakukan dengan cara mengungkapkannya secara mandiri atau berbicara di depan cermin. Dengan melakukan hafalan dan praktik maka hafalan akan terjaga dan terpelihara. Metode Bernyanyi memudahkan hafalan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini juga dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran.Sebuah peribahasa mengungkapkan “Ibarat batu yang terus-menerus terkena tetesan air, sekeras apapun batu itu, tetesan air akan melunakkannya”.