RADARPEKALONGAN.ID – Motif batik Indonesia sangat beragam dan unik untuk dibahas. Batik sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia yang diakui dunia. Hampir setiap daerah memiliki kekayaan budaya dengan khas dan keunikannya masing masing.
Motif batik sendiri sering disebut corak atau pola batik. Bagian dari motif batik itu sendiri ada ragam hias yang mengambil dari bentuk flora, fauna, figural, dan bentuk bentuk geometris dan lain lain.
Corak yang muncul sangat dipengaruhi oleh lingkungan social dan budaya. Indonesia memiliki banyak wilayah, budaya dan sumber alam flora dan fauna yang kaya sehingga memiliki banyak nama motif.
Canting sebagai alat menghias motif batik (Foto Twitter/@batikmerahputih)
Baca Juga:Tips Sukses Tanpa BakatInilah Cara Menjaga Kesehatan agar Selalu Sehat Walafiat
Adapun motif batik Indonesia klasik seperti motif parang gondosuli, parang baris, parang centong, parang jenggot, parang kirna, parang, parang kurung, parang kusuma, parang klitik, parang pancing, parang sarpa dan lain lain.
Selain itu ada motif batik Indonesia klasik yang mudah dikenali seperti kawung picis, kawung pijetan, nitik rengganis, semen kasut, semen gebel dan semen gurdo.
Keanekaragaman di Indonesia menjadikannya memiliki aneka ragam motif. Hampir setiap suku memiiliki motif hias yang berbeda beda.
Sejatinya motif batik Indonesia dibagi menjadi dua yakni motif geometris dan motif non geometris. Berikut ulasannya :
1. Motif Geometris
Motif batik Indonesia ini biasanya disebut sebagai motif ilmu ukur. Motif yang terdiri dari unsur bidang dan garis. Motif batik yang ornamennya terdiri dari susunan geometris.
Cirinya motifnya mudah dibagi bagi menjadi bagian bagian yang disebut satu raport. Seperti motif batik yang memiliki raport segi empat seperti banji, ceplok, ganggang, kawung.
Adapun raportnya yang tersusun garis miring semacam belah ketupat seperti golongan parang dan udan liris.
Baca Juga:Rekomendasi 9 Toko Batik Pekalongan, Yuk Berburu Batik!3 Tips Memilih Calon Pemimpin yang Baik
Dalam membuat motif batik Indonesia menggunakan teknik anyam. Teknik anyam selalu melahirkan motif geometris seperti pola kepar sederhana, motif tumpal atau segitiga, motif pilin berganda.
Perkembangannya ragam hiasnya menjadi meander, swastika, tumpal, pilin (spiral), kawung, parang dan banji. Contoh motif geometris sebagai berikut :