“Orang tua ini sering memiliki masalah kesehatan mental atau kecanduan yang serius. Kita semua hidup dengan konsekuensi dari didikan yang buruk. Namun, jika masa kecil kita traumatis, kita membawa luka dari didikan yang kasar atau disfungsional,” kata Lancer.
Menurut mereka, jika seseorang tumbuh dengan gaya pengasuhan yang disfungsional, mereka mungkin tidak menyadarinya, rasanya akrab dan normal.
Orang tersebut mungkin menyangkal dan tidak menyadari bahwa mereka telah dilecehkan secara emosional, terutama jika kebutuhan materi terpenuhi.
Baca Juga:9 Tanda Keluarga Toxic dan Bahayanya Bagi Kesehatan Mental AnakApakah Boleh Berkurban Atas Nama Orang yang Sudah Meninggal?
Lancer menyadari bahwa hubungan anak dengan orang tua yang toxic sulit dihindari. Anak-anak mungkin membutuhkan jarak dari orang tua untuk menetapkan batasan yang tidak dapat ditetapkan secara lisan.
Lalu bagaimana caranya agar kita sebagai orang tua terhindar dari pola asuh toxic ? Lihat
Gaba mengatakan bahwa faktor pertama dan utama yang perlu disadari oleh anak-anak dari orang tua yang toxic adalah bahwa anak hanya dapat mengontrol perilakunya sendiri, anak tidak memiliki kemampuan untuk mengubah atau mengontrol perilaku orang tuanya atau orang tua yang dipilihnya.
Namun, bukan berarti menjadi kesempatan bagi ibu dan ayah untuk tidak berubah. Jika anak mengalah dan berusaha memahami orang tua, sebaiknya ibu dan ayah mengevaluasi diri dan mengubah perilakunya agar mental anak lebih sehat.
Pertemuan di ruang publik memungkinkan anak untuk meninggalkan ruangan jika orang tua yang toxic tidak menghormati batasan anak, dan juga menciptakan ruang yang netral.
Merawat diri sendiri dengan bersikap baik pada diri sendiri juga bisa menjadi cara mengatasi pola asuh toxic.
Anak-anak tidak harus menghabiskan setiap liburan atau acara khusus dengan orang tua mereka.
Baca Juga:Bagaimana Hukum Kurban Jika Sudah Bernadzar?Terungkap! Rahasia Kesuksesan Bakso Titoti, Mulai dari Jual di Grobak Hingga Saat Ini Memiliki 18 Rumah Makan.
Sebaliknya, menghabiskan waktu dengan orang-orang yang positif membuat anak-anak merasa senang dan mendorong mereka untuk terus menjadi orang yang luar biasa.
“Berbicara dengan terapis atau konselor juga dapat membantu memahami dampak orang tua yang toxic terhadap kehidupan seorang anak dan membantu mengembangkan strategi penanggulangan yang efektif untuk hubungan di masa depan,” kata Gaba.(*)