Radarpekalongan.id – Bagaimana cara agar teknologi tidak merusak mental anak? Pemanfaatan teknologi dan aktivitas daring sangat terkait dengan gangguan kesehatan jiwa.
Pakar kesehatan mental Inggris Lily-Jo mengatakan anak-anak hampir tidak pernah offline akhir-akhir ini. Kegiatan ini bahkan sudah diterapkan sejak dalam kandungan.
Sebut saja gambar USG pertama dari bayi yang belum lahir lalu diposting calon orang tua di media sosial.
Baca Juga:Enaknya Bakso Cak Pitung Sidoarjo, Nikmatnya Tiada Tanding!8 Resto Bakso Lava Terbaik di Pekalongan
Menurut Lily-Jo, Generasi Alpha dan Generasi Z yang lebih muda telah memiliki jejak digital sejak usia dini dan mungkin telah membenamkan diri dalam dunia koneksi digital yang konstan.
Namun tugas lain dituntut dari orang tua di era modern, dan itu adalah tanggung jawab untuk kesejahteraan digital anak-anak mereka agar teknologi tidak merusak mental anak
Lily-Jo menunjukkan bahwa remaja saat ini berisiko tinggi mengalami krisis kesehatan mental. Apalagi, mereka sedang melalui periode revolusi teknologi tercepat dalam sejarah.Kami tidak dapat menemukan solusi untuk kesehatan mental yang buruk jika kami tidak menyadari stres psikologis kompleks yang dihadapi oleh Gen Z dan generasi Alpha saat ini,” kata wanita yang telah menjadi konsultan Layanan Kesehatan Nasional Inggris selama 12 tahun.
Bagaimana cara agar teknologi tidak merusak mental anak?
Ia percaya bahwa ketika teknologi digunakan secara bijak dan dalam batas, maka dapat memberikan dampak positif.
Tidak dapat dipungkiri juga bahwa terdapat berbagai konten negatif dan berbahaya yang dapat mengekspos anak-anak dan membahayakan kesehatan mental mereka.
Namun, Lily-Jo juga mengingatkan agar tidak selalu mengkambinghitamkan teknologi untuk setiap masalah yang dihadapi anak-anak. Cara terbaik yang dia sarankan agar teknologi tidak merusak mental anak adalah menerima bahwa teknologi tertanam dalam setiap aspek budaya.
Penulis buku “Talking to Children About Mental Health” mengatakan bahwa tidak mungkin menghapus teknologi sepenuhnya dari kehidupan anak-anak. Solusi sederhana yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan adalah dengan menetapkan batasan yang sehat bagi anak-anak terkait teknologi, hal ini bisa membantu agar teknologi tidak merusak mental anak.