“Anak-anak berhak untuk belajar. Lagi-lagi orang tua sering melarang dan bilang tidak boleh, tapi harus jadi kesempatan untuk belajar,” ujarnya.
- Learning to live together
Berikutnya jenis kebebasan yang baik untuk anak adalah learning to live together. Sama seperti orang dewasa, anak juga merupakan makhluk sosial. Suatu hari dia akan tumbuh dewasa dan memulai sebuah keluarga.
Proses tumbuh kembang tidak lepas dari komunikasi ya Bunda. Oleh karena itu, anak harus memiliki kebebasan berkomunikasi agar dapat bersosialisasi.
Baca Juga:Bagaimana Cara Agar Teknologi Tidak Merusak Mental Anak? Begini Nasehat Para Ahli!Enaknya Bakso Cak Pitung Sidoarjo, Nikmatnya Tiada Tanding!
Anak memiliki hak untuk bersosialisasi, memiliki teman dan berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu, anak juga memiliki hak untuk menyalurkan suaranya kepada orang tuanya. Jangan terlalu suka memerintah, jangan sampai anak menjadi pembangkang.
“Ketika dia meminta fleksibilitas, kita harus mendengarkannya. Orang tua pasti mau mendengar komentar anak tentang sesuatu. Ini bisa menjadi gerbang introspeksi diri bagi kita agar bisa menyesuaikan aturan anak sesuai usianya,” kata Bunda Sani.
- Learning to be
Manusia tidak luput dari kesalahan. Jika si kecil melakukan kesalahan, jangan memarahi atau memarahinya, ya?
Tegur dan jelaskan apa kesalahannya. Kemudian mintalah anak-anak untuk memperbaiki kesalahan mereka. Setiap anak berhak mendapat kesempatan untuk tumbuh dari kesalahan mereka.
“Anak juga berhak untuk memperbaiki diri. Jangan biasakan untuk menilai anak sejak awal, sehingga seolah-olah anak tidak diberi kesempatan atau ruang untuk memperbaiki diri dari waktu ke waktu,” ujar Sani.
Jadi ada empat jenis kebebasan yang baik untuk anak. Sebagai orang tua, kita harus fleksibel. Terapkan aturan sesuai kebutuhan dan usia si kecil, tapi jangan lupakan kebebasannya ya.(*)