Saat kita memiliki luka batin, kita tidak bisa terus menghindari rasa takut yang akan terus muncul. Hanya dengan menghadapinya, luka batin bisa ditaklukkan.
Pelajaran dan manfaat nonton drakor It’s Okay to Not Be Okay ini bisa kamu aplikasikan secara perlahan ketika menghadapi luka masa lalu.
Semua Orang Memiliki Kisahnya Sendiri
ilustrasi Moon Young dan Sang Tae melukis dinding rumah sakit (foto/@yeajigallery)
Baca Juga:7 Alasan Nonton Drakor It’s Okay to Not Be Okay, Ada Animasi dan Sebagai Usaha HealingSayang Dilewatkan, 5 Drama Korea Komedi Romantis Terbaru Ini Bisa Ngobatin Galaumu
Drama It’s Okay to Not Be Okay banyak menyoroti masalah kesehatan mental atau gangguan psikologis. Selain autisme, ada juga gangguan anti sosial, depresi, eksibisionisme, kepribadian ganda, dan lainnya.
Termasuk yang terjadi pada Koo Moon Young. Di balik kesuksesannya menjadi penulis, jiwa Moon Young jauh dari ketenangan. Pun dengan Kang Tae, ia selalu tersenyum tapi ternyata memendam luka.
Dari kisah tersebut, pelajaran dan manfaat nonton drakor It’s Okay to Not Be Okay yang bisa kita ambil adalah bahwa semua orang memiliki kisahnya masing-masing.
Mereka punya perjuangannya sendiri-sendiri. Tidak ada yang bisa kita lihat secara detail tentang beban pikiran manusia.
Emosi Orang Tua Memengaruhi Perkembangan Anak
Di masa kecil, Moon Young hidup dalam kungkungan ibunya. Segalanya penuh dikte tapi ternyata, ibu Moon Young memiliki masalah kesehatan mental.
Hal itu tidak disadari dengan benar. Dengan emosi yang tidak stabil, Moon Young kecil hanya menuruti apa yang ibunya katakan.
Moon Young pun tumbuh menjadi sosok egois, tak memiliki rasa takut, dan menempuh cara apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Baca Juga:Deretan Drama Korea 2023 dengan Rating Tertinggi, Taxi Driver 2 Hingga Doctor Cha Menarik Ditonton!Rekomendasi Drama Korea 2023 Terbaru Bergenre Romantis, Bisa Bikin Hatimu Berbunga-Bunga
Pun yang terjadi dengan Kang Tae. Dia harus hidup dengan lebih baik sejak kecil karena perhatian ibunya hanya untuk Sang Tae yang memiliki autis. Kang Tae tidak mendapatkan perhatian yang Sang Tae dapatkan.
Demikianlah emosi orang tua memengaruhi keadaan mental anak. Mungkin dari luar tampak baik-baik saja, namun nyatanya ada luka yang tak disadari.