Keberangkatan jemaah Haji Indonesia sudah 15 kali mengalami delay. Hal ini mempengaruhi penerbangan lainnya.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab mengatakan, Suadi Airlines dan Garuda Indonesia tidak bersikap kooperatif.
Kedua maskapai tersebut dinilai tidak memberi informasi terlebih dahulu, sehingga membuat jemaah Haji Indonesia menunggu lama.
Baca Juga:PKB Kabupaten Pekalongan Gelar Pelatihan Saksi, 1 Suara Sangat Penting Untuk Memenangkan Pemilu 2024Reses Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Warga Sampaikan Aspirasi Perbaikan Jalan Utama Puri Kedungwuni
Suadi Airlines dan Garuda Indonesia juga dinilai kurang solutif, terkesan mendiamkan.
“Maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, harus lebih kooperatif dalam menginformasikan setiap perubahan atau keterlambatan penerbangan. Maskapai juga harus lebih solutif,” tegas Saiful Mujab melalui keterangan resminya, Senin, 5 Juni 2023.
Saiful mengungkap, sudah 15 kali keberangkatan jemaah Haji Indonesia dari Bandara Soekarno Hatta alami keterlambatan.
Padahal, kata dia, tahap pemberangkatan gelombang pertama yang berlangsung dari 24 Mei sampai 7 Juni 2023.
Ia khawatir jadwal keberangkatan akan mempengaruhi perjalanan jemaah Haji Indonesia lainnya.
Pihak Saudi Airline dan Garuda Indonesia seharusnya tidak hanya menempatkan perwakilannya di asrama haji.
Saiful meminta agar pihak maskapan bisa diandalkan memberi penjelasan dan menyampaikan permohonan maaf kepada jemaah.
Baca Juga:“Make A Wish”, Tur 4 Kota Besar Indonesia Kolaborasi Authenticity dengan Lomba SihirUMKM Melek Digital, Didorong Pasarkan Palawija Secara Online
“Masing-masing maskapai yang menempatkan perwakilannya di asrama haji, tidak hanya untuk menyiapkan jadwal, namun juga untuk menjelaskan dan meminta maaf ke jemaah bila ada perubahan jadwal penerbangan. Sebab, jadwal yang disepakati sebelumnya sudah disosialisasikan ke jemaah,” jelas Saiful Mujab.
Saiful memperingatkan kedua maskapai itu untuk memperhatikan hal ini dengan serius.
Terlebih, keberangkatan jemaah Haji Indonesia 2023 ini sudah ada kontrak sebelumnya.
“Saya minta hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak maskapai agar keterlambatan tidak terus terjadi. Apa yang menjadi kesepakatan kontrak harus dipenuhi,” sambungnya.
Saiful menjelaskan, keterlambatan maskapai Saudi Airlines dan Garuda Indonesia akan berakibat efek domino.
Pelayanan jemaah Haji Indonesia baik selama di Asrama Haji, Madinah dan Mekkah akan terganggu.
“Kami harap potensi perubahan jadwal bisa diminimalisir. Jika ada perubahan jadwal, dalam kontrak sudah disebutkan bahwa pemberitahuan minimal 2×24 jam sebelum keberangkatan. Jangan mendadak atau bahkan baru diberitahukan setelah terjadi,” sebut Saiful Mujab.