Di Yogyakarta tercipta motif nitik. Sedangkan di Pekalongan tercipta kain batik disebut jlamprang. Bermotif ceplok dengan warna khas Pekalongan.
Terinspirasi dari motif tenunan patola maka motif yang tercipta terdiri dari bujur sangkar dan persegi panjang yang disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan anyaman yang terdapat pada tenunan patola.
Perkembangan dan pola motif Jlamprang batik Pekalongan
Motif jlamprang berkembang di daerah pesisir sehingga warnanyapun bermacam macam sesuai selera konsumennya yang kebanyakan berasal dari Eropa, Cina dan Negara Negara lain.
Baca Juga:Fakta Menarik tentang Batik Pekalongan Motif Pagi Sore beserta SejarahnyaMengulik Batik Pekalongan Motif Buketan
Namun warna yang dominan digunakan adalah merah, hijau, biru dan kuning. Meskipun masih juga menggunakan warna soga dan wedelan.
Perkembangan motif jlamprang (Twitter/@RenataDiyanra)
Terdapat juga motif jlamprang yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena umumnya orang arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan ornamen berbentuk benda hidup misalkan binatang atau burung.
Mereka lebih suka ragam hias yang berbentuk geometris. Ragam hias kotak kotak persegi atau segitiga atau sejenisnya merupakan keindahan batik motif jlamprang. Batik motif jlamprang menggambarkan konsistensi dan keajegan.
Makna dan mitologi motif Jlamprang Batik Pekalongan
Motif jlamprang adalah batik asli masyarakat Pekalongan sebagai pewaris kosmologis dengan mengetengahkan ragam hias ceplokan dalam bentuk lung-lungan dan bunga padma serta di tengah disilangkan dengan gambar perang kosmis yang hadir sejak agama Hindu dan Budha berkembang di Jawa.
Zaman dahulu masyarakat Pekalongan kuno mengenakan batik untuk upacara keagamaan khususnya Hindu Syiwa Aliran Tantra yang melakukan pemujaan terhadap Dewa Syiwa.
Masyarakat Pekalongan kuno menggunakan batik motif jlamprang sebagai benda upacara pada saat kepercayaan itu berkembang setelah pekalongan ditinggalkan wangsa Sanjaya ke Jawa Timur pada abad X masehi.
Pola ceplokan distilirasasi dalam bentuk dekoratif menunjukan corak peninggalan masa prasejarah yang kemudian menjadi warisan dari agama Hindu dan Budha.
Baca Juga:Rekomendasi Batik Tunik 2023 agar Anda Tampil Cantik dan MempesonaIni Dia 7 Rekomendasi Batik Pekalongan untuk Pesta, Keren dan Berkelas
Di dalam ajaran Hindu Tantrayana terdapat apa yang disebut Syaiwapaksa (senjata panah Dewa Syiwa) yang menggunakan lambang cakra berupa panah. Juga merupakan ikon meditasi Dewa Syiwa.
Sementara bunga padma sendiri memiliki arti dalam kepercayaan Hindu-Budha sebagai perlambang kehidupan.