PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Pemkot Pekalongan melaunching pendirian Kampung Keluarga Berencana di tiga kelurahan, masing-masing di Kelurahan Kauman, Klego, dan Kuripan Kertoharjo pada Rabu (7/6/2023). Hal itu sebagai wujud ikhtiar menurunkan angka stunting di Kota Pekalongan.
Pada tahun sebelumnya, Walikota HA Afzan Arslan Djunaid SE telah melaunching 6 Kampung Keluarga Berencana. Sekarang di tahun 2023, ditargetkan sebanyak 13 Kampung KB yang dilaunching.
Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosyidi menyebutkan, pemkot tahun ini memiliki target launching 13 Kampung Keluarga Berencana.
Baca Juga:Berhasil Terapkan Program Perubahan Iklim, Kota Pekalongan Dikunjungi 20 NegaraSerahkan 19 THT ASN Pemkot Pekalongan Purna Tugas, Ini Pesan Walikota Aaf
Walikota HA Afzan Arslan Djunaid SE memberikan keterangan kepada pers usai melaunching 6 Kampung KB untuk mengatasi stunting di Kota Pekalongan.(Radarpekalongan.id/Kominfo)
“Di Pekalongan Timur ada 3 kelurahan, pada tanggal 14 Juni mendatang di Kecamatan Pekalongan Barat ada 5, dan tanggal 21 Juni di Kecamatan Pekalongan Utara. Sebelumnya sudah ada 6 Kampung KB misal tahun depan ada 8 lagi, maka setiap kelurahan di Kota Pekalongan akan memiliki Kampung KB. Tujuannya membentuk keluarga berkualitas sehingga angka stunting dan kemiskinan semakin menurun,” ucapnya.
Petugas memberikan vitamin untuk atasi stunting.(Radarpekalongan.id/Kominfo)
Saat ini angka stunting Kota Pekalongan naik menjadi 23,1 persen, dibandingkan tahun sebelumnya 20,6 persen. Adanya kampung KB ini menurut Yos dapat memudahkan kinerja untuk menurunkan stunting, program-program di kelurahan atau TP PKK nantinya dapat dikonfergensikan dengan Kampung KB.
“Nantinya sebagai tindak lanjut akan ada pendampingan dari Dinsos-P2KB melalui PLKB secara intens,” bebernya.
Kampung Keluarga Berencana Sudah Dibentuk Sejak Tahun 2012
Sementara itu,Sekretaris Tim Pokja Pengendalian Penduduk BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Heri Kusyanto menambahkan, sejak tahun 2021 BKKBN menjadi koordinator penurunan stunting, salah satunya melakukan berbagai cara pembentukan Kampung KB dan bersinergi dengan lintas sektor sampai di tingkat paling bawah.
“Termasuk kami punya Tim Pendamping Keluarga yang kami rekrut di desa-desa. Ada sekitar 38.000 Tim Pendamping Keluarga di Jawa Tengah,” bebernya.
Disampaikan Heri, untuk Kota Pekalongan tentu situasinya berbeda dengan daerah lain. Dari sisi audit stunting sebab-sebabnya harus diketahui apakah karena faktor dari lingkungan atau gizinya.