Semakin banyak peserta yang terlibat dalam film tersebut, semakin mereka menikmatinya. Jadi pada akhirnya, mereka yang paling sedih setelah menonton film itu juga yang paling menikmatinya.
Kamu Bisa Mengalami Kesedihan Tanpa Kecemasan
Namun, persepsi kita tentang realisme cerita bukanlah satu-satunya alasan kita menyukai cerita sedih. Studi lain mengeksplorasi tanggapan terhadap cerita sedih menemukan bahwa peserta mengalami kesedihan yang sama besarnya ketika mereka mengingat peristiwa pribadi yang tragis seperti yang mereka alami ketika mereka menonton TV dan film tragis.
Namun, ada satu perbedaan penting antara mengingat tragedi pribadi dan menonton tragedi fiksi: peserta mengalami kecemasan yang jauh lebih besar saat mengingat tragedi pribadi daripada saat menonton acara dan film tragis.
Baca Juga:3 Tipe Orang Penyuka Film Horor, Apakah Kamu Salah Satunya?Film Horor Bikin Kaget dan Takut, 3 Alasan Kenapa Orang Tetap Mau Nonton
Peneliti menyarankan bahwa ini mungkin menjadi kunci kemampuan kita untuk menikmati atau tertarik pada cerita sedih. Jika suatu peristiwa menyedihkan terjadi dalam kehidupan nyata, seringkali disertai dengan kecemasan karena kita tahu bahwa kita akan terus menghadapi dampak dari peristiwa itu.
Di sisi lain, kita tidak cemas mengonsumsi atau terganggu dengan rasa tertarik pada cerita sedih karena emosi yang kita alami melaluinya tidak akan terus memengaruhi kita setelah kita selesai menonton, membaca, atau mendengarkan.
Mengkonsumsi Cerita Sedih Bisa Membuatmu Lebih Bersyukur
Alasan lain mengapa kita menikmati dan tertarik pada cerita sedih adalah karena cerita itu membuat kita merasa bersyukur, tetapi mungkin tidak seperti yang kita duga.
Dalam studi tambahan, peserta yang mengalami kesedihan yang lebih besar saat menonton film Atonement 2007 yang tragis dilaporkan lebih menikmati film tersebut dan mengalami kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup mereka, tetapi hanya jika mereka memikirkan tentang hubungan dekat mereka saat menonton film tersebut.
Para peneliti juga menyelidiki apakah peserta yang membandingkan kehidupan mereka dengan karakter tragis dalam film tersebut mengalami peningkatan kebahagiaan yang serupa, tetapi menemukan pikiran egois seperti itu tidak berdampak pada suasana hati pemirsa.
Sebaliknya, mereka yang mengalami peningkatan kesedihan terbesar saat menonton film juga adalah mereka yang paling mungkin mempertimbangkan hubungan dekat mereka sebagai tanggapan terhadapnya. Ini menunjukkan bahwa kita menikmati cerita sedih karena membantu kita memikirkan dan merasa lebih bersyukur atas ikatan yang kita bagi dengan orang yang kita cintai dan sayangi.