Terkadang kamu menggunakan kemarahan untuk menggantikan emosi lain yang tidak ingin kita tangani, seperti rasa sakit emosional, ketakutan, kesepian, atau kehilangan. Dalam kasus ini, kemarahan menjadi emosi sekunder. Kemarahan bisa merupakan reaksi terhadap rasa sakit fisik, tanggapan terhadap perasaan takut, untuk melindungi diri dari serangan yang dirasakan, atau sebagai tanggapan terhadap situasi yang membuat frustrasi.
Kemarahan sering kali disebabkan oleh pemicu yang bisa bersifat rasional atau irasional. Beberapa pemicu umum yang menyebabkan kemarahan terlepas dari jenis kemarahan tersebut, meliputi:
- Berurusan dengan kehilangan orang yang dicintai
- Kehilangan pekerjaan
- Akan melalui perpisahan
- Gagal dalam pekerjaan atau tugas
- Menjadi Lelah
- Mengalami kecelakaan atau mengalami kondisi yang menyebabkan perubahan fisik pada tubuhmu (misalnya kehilangan penglihatan atau kemampuan berjalan)
Kemarahan juga bisa menjadi gejala atau respons terhadap suatu kondisi medis. Kemarahan bisa menjadi gejala depresi, penyalahgunaan zat, ADHD, atau gangguan bipolar.
Jenis Kemarahan
Ada tiga jenis kemarahan yang utama, yakni:
Baca Juga:7 Tips Untukmu Ketika Sedang Merasa Sangat Emosional3 Bahaya Memendam Emosi, Jangan Sepelekan!
Kemarahan Pasif-Agresif: Dalam jenis kemarahan ini, seseorang mencoba untuk menekan kemarahan mereka untuk menghindari menghadapinya tetapi biasanya berakhir dengan mengungkapkannya dengan cara yang tidak sehat dan merusak.
Kemarahan Asertif: Ini bisa menjadi pilihan yang sehat untuk mengungkapkan kemarahan. Ini melibatkan penanganan kemarahan secara terkendali dengan menggunakan kata-katamu untuk menjelaskan dengan tenang dan mencoba meredakan situasi. Di sini, kemarahan diekspresikan dengan cara yang tidak mengancam.
Kemarahan Agresif Secara Terbuka: Jenis kemarahan ini mungkin disertai dengan agresi fisik atau verbal seperti berteriak atau memukul sesuatu. Tujuan dari jenis kemarahan ini biasanya untuk menyakiti orang yang menjadi sasaran kemarahan secara emosional atau fisik.
Jenis kemarahan yang lain juga dapat diekspresikan dengan salah satu dari dua cara: secara verbal atau nonverbal.
Secara Verbal: Saat seseorang mengungkapkan kemarahannya secara verbal, kamu mungkin akan melihatnya meninggikan suaranya. Mereka mungkin menghina dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan jika kemarahan mereka diarahkan pada orang lain.
Secara Nonverbal: Kamu akan melihat sedikit perubahan fisik pada seseorang yang mengungkapkan kemarahannya secara nonverbal. Mereka mungkin mengerutkan kening atau merengut dan mengepalkan rahang dan kepalan tangan mereka. Mereka mungkin juga menyerang orang atau objek lain, terkadang menyebabkan kerusakan fisik pada orang atau objek tersebut dan dalam beberapa kasus bahkan melukai diri sendiri.