RADARPEKALONGAN.ID – Dermawan sebutan bagi orang yang murah hatinya. Sebagai seorang muslim hendaknya meneladani kedermawanan Nabi Muhammad SAW.
Beliau memberikan suri tauladan kepada umatnya berupa akhlak dermawan. Sederhana namun sangat menyentuh.
Kisah 8 Dirham (Image by wirestock)
Dalam Hadits Bukhari dan Muslim “Rasulullah adalah orang yang paling berani dan paling dermawan“
Baca Juga:Menghidupkan Semangat Dedikasi untuk mengisi Kemerdekaan IndonesiaKongres Pemuda 1928 sebagai Pondasi Persatuan Identitas Bangsa
Para sahabat mengakui beliau sangatlah dermawan. Ada satu kisah familiar tentang Kisah 8 Dirham.
Kisah ini akhirnya menjadi inspirasi diciptakannya sebuah lagu religi tanah air tahun 2010 dengan judul kisah 8 dirham diyanyikan oleh Gita Gutawa.
Berikut cuplikaan kisah 8 dirham agar kita bisa meneladani kedermawanan Nabi Muhammad SAW
Diriwayatkan suatu pagi Nabi berniat membeli baju. Baju beliau sudah sangat tipis karena terlalu sering dicuci. Dengan berbekal uang 8 dirham beliau bergegas untuk berangkat.
Dalam perjalanan menuju ke pasar, beliau melihat seorang wanita menangis. Nabi kemudian bertanya mengapa ia menangis.
Wanita itu kemudian menjawab “Wahai Rasul, saya ini lapar, saya hendak ke pasar untuk membeli makanan, tetapi uang saya hilang”.
“Padahal uang itu pemberian suami. Dia pasti akan marah sekali. “Nabi begitu iba dan bergegas memberi 2 dirham kepada wanita itu.
Baca Juga:Mengenal Gangguan Setan kepada ManusiaMembangun Semangat Kemerdekaan dari Pertempuran 10 November 1945
Nabi kemudian melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di pasar beliau membeli sepotong baju seharga 2 dirham. Ditengah perjalanan pulang.
Nabi bertemu seorang laki laki tua yang tidak mengenakan pakaian. Ketika Nabi bertanya mengapa tidak mengenakan pakaian, pria tua itu mengatakan bahwa dirinya tidak punya uang.
Lelaki itu meminta kepada Nabi agar berkenan memberikannya baju. Tanpa pikir panjang Nabi memberikan baju yang baru dibelinya tadi pada pak tua itu.
Dengan tersenyum Nabi kembali lagi ke pasar untuk memberli baju seharga 2 dirham. Dalam perjalanan pulang. Nabi mendapati seorang budak menangis. Nabi kemudian bertanya mengapa ia menangis.
Budak itu menjawab, “Ya Rasul, saya ini budak. Saya disuruh majikan untuk menjual sesuatu berharga 2 dirham. Ketika keluar pasar, saya baru sadar ternyata uang itu hilang”.
“Seharusnya saya sudah pulang, tapi karena musibah ini saya pasti akan terlambat pulang. Saya takut majikan saya memarahi saya karena sudah melakukan dua kesalahan, menghilangkan uangnya dan terlambat pulang”