Nabi kemudian menenangkan budak itu seraya memberikannya 2 dirham. Sekarang uang dirham milik Nabi sudah habis.
Tanpa disangka, Nabi kemudian berkata pada budak itu bahwa beliau akan mengantarkannya pulang. Sesampainya di rumah sang majikan.
Nabi kemudian menjelaskannya pada sang majikan, “Pembantumu ini terlambat pulang dan tidak berani pulang sendirian. Sekiranya dia harus menerima hukuman, akulah yang akan menerimanya. “terang Nabi.
Baca Juga:Menghidupkan Semangat Dedikasi untuk mengisi Kemerdekaan IndonesiaKongres Pemuda 1928 sebagai Pondasi Persatuan Identitas Bangsa
Ucapan ini mengejutkan sang majikan, tidak menyangka betapa luhurnya budi pekerti Nabi, beliau mau menempuh perjalanan panjang hanya untuk mengantarkan seorang budak yang takut dimarahi majikannya.
Bahkan bersedia memononkan maaf untuknya. Sang majikan itu dengan haru menjawab “Ya Nabi, kami memaafkan, bahkan membebaskannya. Kedatangannya kemari bersama engkau yang Rasul adakah berkah bagi kami semua. “Si budak itu bersyukur atas karunia Allah dan kebebasannya karena kemurahan hati Nabi.
Nabi kemudian pulang dengan hati yang tentram seraya berkata, “Sungguh aku tidak pernah melihat perkara yang lebih berkah dari pada uang 8 dirham ini”
Belajar dari meneladani kedermawanan Nabi Muhammad SAW Lewat “Kisah 8 Dirham” ini.
Kalau 8 Dirham (AED Uni emirat Arab) jika dikonversikan ke mata uang Rupiah (IDR Indonesia) saat ini, kurang lebih seharga Rp. 29,014,02 (1 AED + IDR Rp 3626,75).
Bukan jumlah yang besar namun Nabi Muhammad saw mampu membuktikan bahwan hanya dengan 8 dirham saja telah mampu memberikan manfaat jika ditempatkan pada saat yang tepat.
Meneladani kedermawanan Nabi Muhammad SAW Lewat “Kisah 8 Dirham” ini, ternyata hanya dengan 8 dirham bisa menghilangkan ketakutan seorang istri, memberi pakaian orang tua, bahkan bisa membebaskan seorang budak.
Baca Juga:Mengenal Gangguan Setan kepada ManusiaMembangun Semangat Kemerdekaan dari Pertempuran 10 November 1945
Memetik hikmah meneladani kedermawanan Nabi Muhammad SAW Lewat “Kisah 8 Dirham”
Beramal (Freepik)
1. Beramal bisa dengan apapun termasuk hal sederhana asal sesuai kemampuan
Beramal yang penting itu memiliki nikai kemanfaatan pada si pemberi, keikhlasan hati kita dalam memberi dan sesuai dengan kemampuan kita.
Jika memiliki dana maka bentuk sumbangsihnya dalam dana. Jika memiliki ilmu maka ajarkanlah ilmu.
2. Pahala kebaikan bersedekah tidak pernah terputus
Dalam surat Al-Baqarah ayat 261 bahwa Allah SWT akan melipat gandakan ganjaran bagi siapa saja yang bersedekah.