Pesan kedua, Slamet Mahfudh juga berharap Musycab mampu menghasilkan kepemimpinan yang mampu mengembangkan penghidmatan Muhammadiyah dengan lebih baik, terutama bagi keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan. “Muhammadiyah harus terus membangun dan membderdayakan umat agar berkemajuan,” tukasnya.
Sementara untuk aspek kebangsaan, lanjut Mahfudh, dalam Muktamar 47 di Makasar Muhammadiyah memaknai Indonesia dan Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah, yakni konsep negara kesepakatan dan persaksian.
“Bahwa Indonesia ini adalah hasil kesepatan para pendiri bangsa dan diikat oleh titik temua bernama Pancasila. Bukti kecintaan Muhammadiyah terhadap negeri ini diwujudkan dengan membangun pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, lembaga keuangan mikro, dan lainnya,” jelasnya.
Baca Juga:Asyik Nih, 9.000 Guru dan Tenaga Kependidikan di Kendal Bakal Dapat Pendampingan Pengembangan Karir dan KesejahteraanDPT Pemilu 2024 Meningkat 17.467 Dibanding 2019, Pemilih Muda Tetap Dominan
Adapun pengkhidmatan kemanusiaan selama ini telah dibuktikan Muhammadiyah dengan kerja-kerja kebencanaan, baik penanganan maupun mitigasi bencana. Di mana ada bencana, Muhammadiyah pasti ada di sana untuk membantu. “Dan kerja-kerja kemanusiaan Muhammadiyah bahkan sudah diakui dan diapresiasi, baik di dalam maupun luar negeri,” terang Mahfudh.
Sementara Camat Pekalongan Timur, Darminto, mengapresiasi kontribusi Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara selama ini, baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, serta yang lainnya. Termasuk dalam penanganan kasus stunting yang tengah menjadi prioritas pemerintah di semua tingkatan.
“Menghadapi tahun politik saat ini, kami juga berharap Muhammadiyah bisa ikut berperan menjaga kondusivitas wilayah. Karena Muhammadiyah ini isinya orang-orang berpendidikan, maka saya yakin warganya sudah terbiasa menyikapi perbedaan. Semoga Musycab kali ini menghasilkan kepemimpinan yang amanah serta terus memberikan kontribusinya bagi bangsa dan negara,” ucapnya. (sef)