Sebelum murid masuk sekolah di hari pertama, Senin esok, Yosafat mengajak orang tua berkumpul. Pada sesi tersebut, dia mengajak orang tua bercerita tentang anak-anaknya.
“Hingga kini sudah dua dari tiga kelas yang orang tuanya diajak rapat. Saya tanya ke orang tua, apa kebiasaan anak-anak. Di situ kami juga membuat komitmen bersama, menyamakan persepsi mengenai perkembangan anak. Ada value yang kita sepakati untuk dicapai bersama. Di sekolah pendidikannya jalan, di rumah juga berlangsung,” kata dia.
Ketua Kampus Pemimpin Merdeka, Rizqy Rahmat Hani semangat memberi materi kepada 75 sekolah belajar siap kurikulum. (foto: yayasan guru belajar)
Baca Juga:STOP Lengah ! Hindari Kendaraan Depan Rem Mendadak dengan 3 Tips Cari AmanMANTUL ! Manfaatkan Voucher Rp 250 Ribu untuk Konsumen Honda Bigbike Jateng Diklaim Hingga 31 Juli 2023
Dia menjelaskan, langkah tersebut juga sebagai asesmen awal pembelajaran, tujuannya memahami keadaan murid. Di sesi yang sama, dia membagikan selembar kertas agar diisi orang tua bersama anaknya.
Di lembar tersebut ada beberapa pertanyaan mengenai hobi, hal yang tidak disukai, cara belajar yang biasa digunakan, dan juga beberapa pertanyaan penting lainnya. Lembar yang telah terisi kemudian dikumpulkan oleh murid di hari pertama ketika masuk sekolah.
Berikutnya, Yosafat mengajak orang tua untuk membentuk paguyuban di kelas masing-masing. Paguyuban ini sebuah cara Yosafat agar terus menjaga relasi dan kolaborasi baik dengan orang tua murid.
“Ketika ortu terlibat di dalam proses belajar murid sejak awal, mereka sangat mendukung, antusias, dan juga sangat mau. Ini merupakan aset, kekuatan yang besar bila antara sekolah, guru, dan ortu saling kolaborasi,” pungkas Yosafat.
Semoga sebanyak 75 sekolah belajar siap kurikulum, sekolah-sekolah akan mendapatkan perubahan yang signifikan hasilnya. (sep)