2. Dalam konsumsi tidak boleh berlebihan, boros, dan harus seimbang
Karena menurut teori ekonomi utility, konsumsi adalah kegiatan untuk menghabiskan nilai guna atau manfaat barang untuk memenuhi kebutuhan.
Untuk mendapatkan nilai manfaat maksimal ketika mampu memenuhi kebutuhan.
Ketika tidak ada kebutuhan, maka produk tersebut tidak memberi nilai manfaat atau guna kepada konsumen. Karena memang tidak ada kebutuhan yang dipenuhi.
Wajar jika dalam agama manapun, tidak boleh berlebihan, boros karena bertentangan dengan nilai kebermanfaatkan yang didapatkan.
Baca Juga:Mensyukuri Nikmat 78 Tahun Kemerdekaan IndonesiaBersyukur, Negara Indonesia telah Merdeka yang ke 78 Tahun “Terus melaju untuk Indonesia Maju”
Malah konsumen harus mengeluarkan sumber daya, dana dan tenaga untuk konsumsi. Namun manfaat yang didapatkan konsumen hanya sedikit, dikarenakan tidak berdasarkan atas kebutuhan.
Menjadi konsumen yang cerdas itu dalam konsumsi tidak boleh berlebihan dan ada perhitungan menyesuaikan dengan pendapatan yang dimiliki.
Selain itu ditinjau dari lingkup ekonomi negara, jika masyarakat dalam konsumsi terlalu sedikit mengeluarkan uang.
Bisa menghambat pertumbuhan ekonomi. Karena jumlah uang dikeluarkan sedikit sehingga pendapatan negara menjadi rendah.
Jumlah uang yang beredarpun menjadi rendah dan mengakibatkan deflasi. Ketika deflasi, maka nilai uang menjadi tinggi dan harga harga murah. Dengan begitu masyarakat akan cenderung sulit untuk mendapatkan uang.
Dari kondisi ini bisa menyebabkan ketimpangan ekonomi dan pertumbuhan menjadi terhambat.
Baiknya terlalu berhemat juga tidak boleh, tidak boleh juga berlebihan. Tentunya sesuaikan dengan kebutuhan dan pendapatan yang dimiliki.
Baca Juga:Aneka Macam Resep Sambal Janda Mengamuk, Dijamin Bikin Nagih!3 Cara Menjaga Kesehatan sebagai Bekal Produktivitas dalam Bekerja dan Berkarya
3. Tidak mempersulit orang lain dalam berkonsumsi
Dalam ilmu ekonomi, orang berkonsumsi itu terikat dengan tempat dan waktu. Menjadi konsumen yang cerdas itu baiknya ketika membeli sesuatu untuk dikonsumsi memperhatikan tempat dan waktu.
Apakah dalam melakukan konsumsi itu akan mempersulit orang lain atau tidak. Maka tidak boleh egois, meskipun kita mampu.
Kita tidak boleh mengkonsumsi berlebihan apalagi melakukan penimbunan barang yang mengakibatkan berkurangnya ketersediaan pangan di pasaran.
Sehingga orang lain menjadi sulit dalam melakukan konsumsi karena kelangkaan produk dan harga menjadi naik.
4. Adanya saving atau menyimpang sebagai pengaturan ketersediaan
Dalam menjalankan ekonomi, kegiatan konsumsi manusia tergantung dari adanya ketersediaan bahan yang dikonsumsi atau tidak.