RADARPEKALONGAN.ID – Bagi generasi milenial, familiar dengan online shop dan barang fancy things. Perlunya membentengi diri dari konsumerisme dengan literasi keuangan.
Virus konsumerisme bisa mengenai siapa saja. Adanya discount up to 90%, flash sale, cashback, paket hemat dan lain lain.
Belanjar Online (Twitter/@Bank_Indonesia)
Bagi sebagian orang sangat mudah tergoda hingga membuat saldo tabungan menipis bahkan sampai rela hutang kesana kemari ataupun hutang ke pinjol.
Baca Juga:4 Cara Menjadi Konsumen yang Cerdas Berdasarkan Ilmu EkonomiMensyukuri Nikmat 78 Tahun Kemerdekaan Indonesia
Kebiasan memiliki barang mewah, foya foya, belanja online tanpa batas, tergiur diskon, hingga sering kali membelanjakan sesuatu bukan karena kebutuhan melaikan keinginan. Itu tadi salah satu tanda terkena virus kosumerisme.
Perilaku konsumtif bisa membayakan seseorang. Terlebih bagi yang tidak mampu mengendalikan dan sering foya foya.
Efeknya beresiko perselisihan dengan pasangan karena finansial, ataupun terkurasnya saldo tabungan.
Perilaku konsumerisme berhubungna dengan pengelolaan keuangan. Generasi milenial belum mampu mengelola keuangannya dengan baik, cenderung mendekati konsumerisme.
Menurut Dewi rusdarti sunarto dalam penelitiannya, tingginya perilaku konsumerisme seseorang karena rendahnya literasi keuangan.
Konsep literasi keuangan dalam membentengi diri dari konsumerisme
Literasi Keuangan (Twitter/@literasikeuangan)
Konsumerisme bisa dicegah dengan literasi keuangan. Literasi keuangan itu pengetahuan memahami dasar dasar perencanaan dan pengelolaan keuangan.
Baca Juga:Bersyukur, Negara Indonesia telah Merdeka yang ke 78 Tahun “Terus melaju untuk Indonesia Maju”Aneka Macam Resep Sambal Janda Mengamuk, Dijamin Bikin Nagih!
Dengan literasi keuangan yang batu akan meminimalisir berbagai permasalahan mengenai finansial seperti gaya hidup, biaya hidup tinggi, ekonomi tidak menentu.
Menurut Prita Hapsari Ghozie seorang CEO dan Chief Planer di konsultan keuangan ZAP Finance dan media nasional. Ada prioritas anggaran dengan konsep “ZAPFIN“, yaitu :
1. Zakat
Mengalokasikan 25% untuk menyucikan harga dan berbagi terhadap yang membutuhkan.
2. Assurance
Menyisihkan dana untuk melindungi diri dari berbagai hal yang tidak terduga. Perlunya membangun dana darurat dan 5% untuk premi asuransi.
3. Present Compsumption
Menyisihkan dana untuk kebutuhan bulanan. Misalkan 60% kebutuhan bulanan.
4. Future Spending
Wajib untuk menabung, agar rencana beberapa tahun ke depan dapat terealisasi. Seperti ingin liburan, ingin kuliah, ingin DP Rumah maka sejak saat ini idealnya sudah menabung.
5. Invesment
Perlu memikirkan jangka panjang hidup. Agar ketika hendak pensiun, sudah memiliki dana cukup untuk bertahan hidup. Misalkan dengan invstasi emas, reksadana dan lain lain.