Metode ZAPFIN ini adalah upaya membuat alokasi keuangan yang sehat bagi generasi milenial.
Literasi keuangan itu dibangun dengan kepekaan dalam menerima uang lalu mengatur alokasi keuangannya.
Baik untuk biaya hidup, dana darurat, menabung, asuransi, zakat dan lain lain. Sehingga tidak terjerumus virus konsumerisme.
Baca Juga:4 Cara Menjadi Konsumen yang Cerdas Berdasarkan Ilmu EkonomiMensyukuri Nikmat 78 Tahun Kemerdekaan Indonesia
Upaya Membentengi diri dari konsumerisme
1. Faktor Internal
Bucket list anggaran (Image by tirachardz)
Upaya Membentengi diri dari konsumerisme baiknya dalam diri kita ada komitmen melakukan perencanaan dan pengontrolan keuangan dengan baik.
Perlu menanamkan mindset bahwa hidup bukan hanya hari ini, melainkan masih ada hari esok, hari esok berikutnya, atau satu bulan berikutnya.
Jika baru mendapatkan gaji maka jangan dihabiskan dalam satu bulan. Namun harus memikirkan dana darurat, tabungan jangka panjang untuk masa pensiun nanti.
Menurut Ghozie, langkah pertama dalam perencanan keuangan bisa dengan hitung kebutuhan dana yang wajib kita penuhi.
Seperti misalkan anggaran biaya makan 3 kali sehari dalam sebulan, biaya bensin, pulsa, internet, listrik, cicilan kredit baik rumah atau sepeda motor dan lain lain.
Setelah itu cara embentengi diri dari konsumerisme dengan membuat bucket list anggaran kebutuhan dalam satu bulan.
Baca Juga:Bersyukur, Negara Indonesia telah Merdeka yang ke 78 Tahun “Terus melaju untuk Indonesia Maju”Aneka Macam Resep Sambal Janda Mengamuk, Dijamin Bikin Nagih!
Maka kita harus mengalokasikan pendapatan kita sesuai kebutuhan kita. Manfaatkan arus keuangan kita menjadi lebih terarah.
Selain rencana anggaran juga mencatat pengeluaran harian keuangan agar bisa mengontrol pengeluaran kita, apakah sesuai dengan rencana atau tidak.
2. Faktor ekstenal
Needs Or Wants (Image by cookie_studio)
Upaya membentengi diri dari konsumerisme yakni perlunya komitmen dalam diri kita untuk mengendalikan dari advertisement iklan. Perlu mengontrol diri kita dalam melakukan perbelanjaan.
Menurut Amanda possumah firdaus, hal awal yang harus diterapkan sebelum belanja adalah mengecek apakah itu keingan atau kebutuhan.
Meski ada promo hingga 80 %, ada flash sale barang yang disukai, namun tidak ada dalam bucket list yang ditentukan. Maka harus komitmen untuk tidak berbelanja.
Upaya membentengi diri dari konsumerisme dengan selalu tanyakan pada diri kita “saya mau beli gadget barukarena saya butuh atau hanya kepingin saja”