RADARPEKALONGAN.ID – Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka, namun belum diakui Belanda. Strategi Jenderal Sudirman bergerilya untuk Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai bentuk perlawanan terhadap Belanda.
Belanda menduduki beberapa wilayah Indonesia salah satunya Jakarta. Sehingga kota negara Indonesia harus dipindahkan ke Yogyakarta.
Belanda melakukan penyerangan dan melakukan berbagai perjanjian dengan Indonesia salah satunya perjanjian Renville.
Baca Juga:Langkah-langkah untuk memecahkan masalah dan hambatan dalam kehidupanFenomena Obesitas pada Anak dan Saran Pencegahannya
Perjanjian Renvile tersebut disepakati bahwa jika Indonesia menang, maka akan diakui kedaulatannya, akan tetapi ketika kalah maka harus tunduk pada Belanda.
Setelah perjanjian terjadi, ternyata kesepakatan tersebut dimenangkan oleh Belanda. Hingga akhirnya presiden dan wakil presiden Indonesia saat itu ditahan oleh pihak Belanda.
Melihat kondisi tersebut, Jenderal Sudirman tidak tinggal diam. Beliau memilih strategi melakukan perlawanan terhadap Belanda secara sembunyi sembunyi.
Jenderal Sudirman (Twitter/@sutanmangara)
Strategi Jenderal Sudirman Bergerilya untuk Kemerdekaan Republik Indonesia
Jenderal Sudirman bergerilya untuk Kemerdekaan Indonesia. Beliau tidak mengatakan pada anak buahnya bahwa telah kalah, namun hijrah.
Hijrah mereka digunakan untuk menyusun kekuatan untuk tidak menyerah. Dan melakukan perlawanan untuk kemudian memenangkan kembali Indonesia atas Belanda.
Sesaat sebelum berperang, Jenderal Sudirman bergerilya untuk Kemerdekaan Indonesia sempat mengajak Soekarno-Hatta untuk, namun mereka lebih memilih bertahan di dalam kota.
Soekarno menyuruh sudirman untuk beristirahat karena baru saja operasi paru-paru. Paru-paru Jenderal Sudirman saat itu diketahui tinggal separo saja, dikarenakan terserang TBC.
Baca Juga:Deteksi Dini Obesitas pada Anak dengan Mengenali Faktor Penyebabnya dan DampaknyaMenghadapi Rasa Putus Asa ketika Berjuang di Kehidupan
Berbekal hasil penjualan perhiasan istrinya, akhirnya walaupun dalam keadaan paru-paru tinggal separuh, Jenderal Sudirman berangkat memimpin pasukannya bergerilya.
Jenderal Sudirman bergerilya untuk Kemerdekaan Indonesia dengan menyusuri gunung, lembah dan hutan. Karena sakit beliau harus ditandu oleh pasukannya.
Namun ketika jalan terjal, Sudirman harus berjalan atau kalau tidak ia digendong oleh pasukannya.
Jenderal Sudirman bergerilya untuk Kemerdekaan Indonesia dengan Pasukannya menyusuri lembah, gunung dan hutan sepanjang 693 kilometer, selama 7 bulan lamanya.
Selama perjalanan tersebut, tak jarang mereka bertemu dengan pasukan Belanda.
Beberapa pasukannya ada yang tertembak mati oleh tentara Belanda. Selama gerilya tersebut, pasukannya merasakan kelelahan karena harus berjalan menyusuri hutan, kadang pula harus bersembunyi menyusuri ketahuan Belanda.