BATANG, RADARPEKALONGAN – Problematika sekolah kekurangan siswa didik masih saja mewarnai setiap memasuki tahun ajaran baru di Kabupaten Batang.
Selain jumlah usia anak sekolah yang belum mencukupi, konon faktor sarana dan prasarana sekolah yang kurang layak juga sering menjadi pemicu.
Terlebih, peran orang tua yang menginginkan anaknya masuk sekolah favorit juga memperparah ketimpangan itu.
Baca Juga:7 Macam Kue Tradisional Indonesia, Wajib Coba!Rugikan Negara Rp12 Miliar, Kejari Batang Tahan PPKom dan Pelaksana Proyek Pelabuhan Batang
Situasi ini diperparah dengan kondisi perekonomian wali murid yang mayoritas masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga terjadi kesenjangan sosial yang membuat siswa menjadi minder dan kurang semangat belajar.
Hal itu dikuatkan oleh pernyataan Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (P3K), Juli Mulyani. Dikatakan dia, bahwa di Kecamatan Gringsing ada 32 SD dan 17 MI yang semuanya kekurangan siswa.
Juli mencontohkan, SD 01 Gringsing yang menjadi sekolah favorit tahun ini menerima 23 siswa dari 28 bangku yang tersedia.
“Itu masih terhitung lumayan dibanding SD lain di desa yang sama, yang hanya menerima tiga orang siswa,” tegas Juli yang tidak mau menyebut nama sekolah dimaksud, Rabu (26/7/2023).
Julukan favorit dan bentuk fisik bangunan, kata dia, menjadi penyebab ketimpangan. “Banyak siswa SD 01 Gringsing yang rumahnya dekat sekolah lain tapi lebih memilih yang lebih jauh karena favorit dan bangunannya baru serta modern,” lanjut Juli.
Mengetahui permasalahan itu, tokoh masyarakat Kecamatan Gringsing, Muchamad Aghus ZN terketuk dan berinisiatif mencarikan solusi.
Aghus berjibaku mencari bantuan semacam beasiswa melalui Program Indonesia Pintar untuk siswa SD, SMP dan SMA.
Baca Juga:Innalillahi, Pria Asal Batang Ditemukan Tewas Tenggelam di Pati1.500 Anak Yatim dan Yatim Piatu di Batang Terima Santunan
“Alhamdulillah tahap pertama turun bantuan untuk 300 siswa di Kecamatan Gringsing dari pemerintah pusat yang akan diberikan setiap beberapa bulan sekali melalui rekening wali murid yang bersangkutan untuk meminimalisir kebocoran,” lanjut Aghus.
Selain itu, Aghus juga mendesak pemerintah daerah untuk segera mengalokasikan dana rehab sekolah.
Aghus juga tak hentinya mengingatkan para orang tua wali murid, agar tidak perlu pilah pilih sekolah. Menurutnya, cukup memasukan anak ke sekolah yang dekat dengan tempat tinggal.