Oey Soe Tjoen mendidik para pekerjanya agar disiplin saat bekerja. karena proses pembuatan batik butuh ketelitian dan kesabaran.
Pengrajin Batik (Twitter/@dekranasid)
Butuh sekitar 1,5 tahun untuk menyelesaikan satu kain batik Oey Soe Tjoen. Oey Soe Tjoen juga meminta para pembatik agar bisa menjalin hubungan baik dengan para pengrajin peralatan, seperti tukang canting, pembuat lilin malam, juga juru ramu bahan pewarna kain.
Oey Soe Tjoen juga mengajari anak buahnya untuk mendekati orang orang kaya. sehingga banyak dari kalangan saudagar kaya untuk membeli Batik Oey Soe Tjoen.
Baca Juga:Mengenal Perbedaan antara Jomblo dan Single, Keduanya Memiliki Arti yang Sama Namun Sejatinya Berbeda9 Hal yang Harus Dibicarakan dengan Pasangan Sebelum Menikah, Apa Aja Itu?
Batik Oey Soe Tjoen di masa jayanya, karya batik tulis peranakannya banyak digemari oleh saudagar dari Kudus, Magelang dan daelah lainnya.
Saking tenarnya, kain Batik Oey sempat menjadi mas kawin wajib sejumlah pengusaha China.
Oey Soe Tjoen selain berperan sebagai desaigner batik, namun juga seorang pembisnis ulung yang sangat mengetahui apa yang diinginkan konsumen.
Batik Oey Soe Tjoen digemari orang Eropa
Pada masa 1900an, Usaha batik tidak hanya dimonopoli oleh pribumi namun juga orang eropa, arab dan tionghoa.
Oey Soe Tjoen memiliki sahabat dari Indo- Eropa bernama Eliza van Zulyen. Persahabatan keduanya terjalin karena kegemaran mereka terhadap batik.
Batik Oey Soe Tjoen motif eropa (Twitter/@kalimaya)
Saking akrabnya, keduanya saling memberikan masukan. Saat itu Zulyen menyarankan Oey memasukan sentuhan-sentuhan Indo-Eropa ke motif batiknya.
Karena Tukar pandangan ini memengaruhi Oey dalam mengkreasi corak motif batiknya. Pelan-pelan Oey memasukan unsur-unsur ragam hias Eropa pada lembaran kain batiknya.
Baca Juga:Ada Saatnya Memang Memilih Jadi Single Lebih Baik Daripada Memiliki PacarEksistensi Diri dalam Dunia Maya, Bagaikan Dua Mata Pisau antara “Media Informasi atau Provokasi”
Pegawai Belanda di Pekalongan juga memperkenalkan warna baru selain merah dan biru, yakni warna klasik yang menjadi identitas batik tradisional Pekalongan.
Berkat jasa Zuylen pula, Batik Oey akhirnya dikenal pengusaha mancanegara.
Hasilnya ternyata setiap bulan ada saja pemesan dari Eropa, Amerika, atau Jepang. Batik Oey juga masuk katalog karya seni yang patut dimiliki di Belanda.
Batik Oey Soe Tjoen digemari oleh Orang Jepang
Selain diminati oleh orang barat, Oey mampu memenuhi pangsa pasar dari orang Jepang.