Bagi banyak keluarga Asia Timur, pendidikan dipandang sebagai pintu gerbang keberhasilan dalam meningkatkan status sosial ekonomi seseorang. Sehingga tiger parenting atau pola asuh ketat yang menuntut anak untuk pintar menjadi populer. Padahal, hal ini bisa menyakiti anak, terutama kesehatan mentalnya, sehingga orang perlu untuk menghindari tiger parenting ini.
Pendidikan tinggi adalah simbol status dan kekuasaan. Hal ini terutama berlaku bagi orang tua imigran yang membuat keputusan untuk mengakhiri hidup mereka sendiri sebagai cara untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka di Barat. Ada harapan bagi anak-anak mereka untuk berhasil dan memanfaatkan kesempatan yang tidak dimiliki oleh orang tua mereka. memiliki. mereka. memiliki.
Istilah “tiger parenting” dipopulerkan dalam budaya Barat oleh buku Amy Chua “Battle Hymn of the Tiger Mother”. Chua menulis tentang masa kecilnya yang dibesarkan oleh orang tua yang tegas dan menawarkan cerita tentang upayanya menerapkan strategi mengasuh harimau dengan kedua putrinya.
Baca Juga:Tiger Parenting: Pola Pengasuhan Ketat yang Menuntut Anak dalam Hal Akademik7 Cara Berhenti Ragu dalam Mengambil Keputusan, Kamu Perlu Baca Ini!
Chua menyatakan bahwa buku itu dimaksudkan untuk menjadi memoar tentang pengalamannya membesarkan anak-anak dalam dua budaya, bukan panduan bagaimana menyarankan orang tua Asia lebih baik dalam membesarkan anak yang sukses daripada orang Barat. Dia menekankan bahwa di akhir buku, putrinya memberontak pada usia 13 tahun, dan itu menyebabkan dia memikirkan kembali pendekatannya dan mengubah perannya sebagai seorang ibu.
Cara Menghindari Tiger Parenting
Tidak ada yang pernah mempersiapkanmu untuk peran sebagai orang tua. Kebanyakan orang tua akan membuat keputusan berdasarkan bagaimana mereka dibesarkan, apa yang telah mereka baca atau lihat, dan nasihat dari keluarga dan teman. Mengasuh anak membuat stres dan sulit untuk mengetahui apakah kamu melakukan pekerjaan dengan baik. Sangat mudah untuk menggunakan apa yang kamu kondisikan. Berikut adalah beberapa praktik pengasuhan yang berbeda untuk dipertimbangkan untuk bisa menghindari tiger parenting:
Jangan langsung disiplin ketika anakmu memiliki masalah: Luangkan waktu untuk mendengarkan anakmu dan pahami apa yang terjadi pada mereka pada tingkat mental dan emosional. Alih-alih menganggap mereka melakukan sesuatu yang salah, latih kesabaran, biarkan mereka mengekspresikan diri, mengajukan pertanyaan, dan memvalidasi emosi mereka ketika kamu hendak menghindari tiger parenting. Saat kamu menyediakan lingkungan yang lebih aman bagi anakmu untuk berbagi rasa frustrasinya, kamu dapat membangun kepercayaan dengan mereka. Jika anak-anakmu percaya dan merasa aman bersamamu, mereka akan lebih suka mendatangimu saat mereka membutuhkan bantuan dan dukungan.