Terapi Belanja: Menggunakan Belanja untuk Meredakan Stres, Bisakah?

Terapi belanja
Terapi belanja. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Paradoks Terapi Belanja dan Stres yang Jelas

Karena terapi belanja tampaknya menjadi lereng yang licin bagi banyak orang – apa yang dapat dimulai sebagai dorongan suasana hati yang relatif tidak berbahaya dapat tumbuh menjadi dorongan yang menguras keuangan, menyebabkan konflik, dan pada akhirnya menambah stres yang signifikan – kehati-hatian harus dilakukan ketika kamu menemukannya. dirimu terlibat dalam jenis perilaku ini.

Memberi dirimu hadiah dari waktu ke waktu baik-baik saja (dan bahkan strategi yang disarankan untuk mencapai tujuan), tetapi membiarkan pengeluaranmu lepas kendali jelas kontraproduktif.

Alternatif yang Lebih Sehat untuk Terapi belanja

Jika kamu kadang-kadang terlibat dalam terapi belanja kecil-kecilan, ini mungkin bukan cara yang paling efektif untuk menghilangkan stres, tetapi ini bisa menjadi pendorong suasana hati yang hebat jika tidak menjadi dorongan. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari terapi belanja dengan konsekuensi negatif paling sedikit, banyak orang telah menemukan strategi berikut untuk membantu:

Baca Juga:Jangan Salah! Kenali Bagaimana Stres Kronis Berpengaruh pada Kesehatan MentalmuCintai Dirimu! Ini 7 Cara untuk Menjaga Tubuh dan Kesehatan

De-Clutter: Alih-alih mencari “barang” baru, kamu mungkin menemukan perasaan berkelimpahan yang kamu dambakan dengan melihat apa yang mungkin telah kamu lupakan. Kamu dapat menjadikannya sebagai usaha besar (menata ulang semua lemari di rumahmu dan memindahkan furnitur dalam prosesnya) atau proyek 10 menit (membersihkan laci sampahmu), dan kamu mungkin menemukan hal-hal yang telah kamu lupakan. memiliki. Pada akhirnya, hal “baru” yang kamu dapatkan adalah lingkungan yang tidak terlalu berantakan untuk digunakan apa pun yang kamu pilih, yang tentunya bisa menjadi pendorong suasana hati.

Hitung Berkatmu: Menumbuhkan rasa syukur atas apa yang kamu miliki dalam hidupmu dapat membantumu merasakan kelimpahan yang dapat mengurangi perasaan menginginkan lebih. Membuat jurnal rasa syukur dan menulis tentang apa yang kamu hargai setiap hari bisa menjadi pengalaman transformatif. Menghitung berkahmu pada saat kamu merasakan dorongan untuk melakukan pembelian dapat membantu mengurangi keinginan untuk membeli lebih banyak. Karena belanja kompulsif dapat menjadi upaya untuk “mengisi kekosongan”, melakukan aktivitas yang mengisimu secara emosional dapat mengurangi keinginanmu akan barang-barang materi.

Habiskan Lebih Sedikit: Kadang-kadang kamu hanya ingin hadiah, dan membicarakannya sendiri membutuhkan lebih banyak usaha daripada nilainya. Jika dilakukan secukupnya dan sesuai kemampuanmu, suguhan kecil bisa menjadi pengangkat suasana hati yang tidak membawa hutang abadi. Pergi ke toko diskon dan membeli satu item pada obral ekstrim terkadang bisa menjadi hal yang tepat. Lebih baik lagi, mendapatkan sesuatu yang murah yang memungkinkan kamu menikmati ‘momen’ yang tenang (seperti secangkir teh di kafe yang bagus, atau lilin wangi yang akan mencerahkan ruangan) dapat membantumu merasa bahwa kamu sedang menikmati ruang kecil ‘melarikan diri’ tanpa berlebihan. Psikolog positif merekomendasikan penggunaan ‘kesenangan’ dalam hidup, dan investasi kecil dari ‘terapi belanja’ dapat memanjakan bagian dari dirimu yang mendambakan sesuatu yang baru, tanpa melangkah terlalu jauh dan menciptakan kebiasaan mahal yang tidak mampu kamu lakukan, serta rasa bersalah dan rasa bersalah tambahan. stres yang menyertainya.

0 Komentar