Tetap Adaptif di Era Digital, PDNA Kota Pekalongan Hadirkan Pelatihan Mubalighot dan Workshop Kewirausahaan 2023

PDNA Kota Pekalongan
BERBAGI INSPIRASI - Owner Nibras House Pekalongan, Umi Ida Fitriati, berkesempatan sharing motivasi bisnis di hadapan peserta Workshop Kewirausahaan PDNA Kota Pekalongan. (Dok. Istimewa)
0 Komentar

Prinsip kedua dalam bertarjih adalah tidak berorientasi pada orang atau madzhab. Bahwa kekuatan dari suatu pendapat tidak terletak pada kenyataan bahwa pendapat itu difatwakan oleh seorang tokoh mazhab yang diikuti, akan tetapi dilekatkan pada dalil yang menjadi landasannya.

Prinsip ketiga, yakni terbuka dan toleran. Dalam muasyawarah utk mengambil suatu ketentuan, para ulama dari luar (muhammadiyah) diundang untuk berpartisipasi menentukan hukumnyaSetelah menjadi keputusan, majelis tarjih menerima koreksi dari siapapun, asal disertai dalil-dalil yang lebih kuat.

“Keputusan muhammadiyah bukanlah yang paling benar, tetapi pada saat memutuskan dipandang paling mendekati kebenaran,” terangnya.

Baca Juga:Hari Jadi ke-418, Indikator Makro Ekonomi Kendal Kian MenjanjikanInspirasi Literasi, MPI Serahkan Novel RSK Karya Sugito Hadisastro ke Disperpuska Batang

Sementara Yanuar Ismail dalam paparannya menyebut pentingnya dakwah dalam Islam sebagaimana diperintahkan Allah dalam QS. Ali Imron ayat 104. Bahkan dakwah menjadi salah satu ciri umat terbaik (QS. Ali Imron: 110).

“Ini senafas dengan karakter Muhammadiyah yang mendefinisikan dirinya sebagai organisasi dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid. Jadi dakwah adalah ruh gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam,” terangnya.

Peserta Pelatihan Mubalighot PDNA Kota Pekalongan menyimak materi dari Yanuar Ismail

Sebagai organisasi Islam berkemajuan, maka dakwah yang disampaikan Muhammadiyah pun karenanya harus berkemajuan. Menurut Yanuar, metode dakwah paling representatif adalah sebagaimana digambarkan Alquran Surat An-Nahl: 125.

“Umat Islam diperintahkan untuk menyeru ke jalan Tuhan atau dakwah dengan baik, yakni melalui hikmah dan pelajaran yang positif. Bahkan dalam hal berargumentasi, pun diperintahkan menggunakan cara yang baik,” jelasnya.

Yanuar pun mengambil inspirasi dakwah ala tokoh Muhammadiyah, AR Fahrudin. Bahwa dakwah itu semestinya dilakukan dengan komunikatif dan wajar dengan berbagai kalangan, tidak tinggi hati tapi juga tidak rendah diri. Dakwah juga harus mengambil prinsip wasathiyah atau jalan tengah, terbuka menerima kritikan.

“Dan yang tak kalah penting, Pak AR Fahrudin mengajarkan bahwa dakwah itu juga harus disertai keteladanan, komitmen, dan semangat mengayomi,” ujarnya.

Baca Juga:Resmi Dimulai, Pembangunan Pasar Weleri Ditarget Rampung dalam 5 BulanLama Dinanti, Proyek Pasar Weleri Tahap 1 Segera Dimulai dengan Anggaran Rp 51 Miliar

Pemateri ketiga, Akhmad Saefudin, menyebut pentingnya modal literasi untuk menyelami dakwah di era digital. Tanpa bekal literasi memadai, pendakwah hanya akan tenggelam dalam lautan informasi yang belum terang benar dan tidaknya.

0 Komentar