Ditambah mereka yang mengalami pola asuh dari generasi milenial yang memiliki gaya parenting berbeda dengan Gen Z ini, yang akhirnya tidak jarang menyebabkan konflik.
Mereka juga sedang memperjuangkan pendidikan dan memulai karir mereka, dimana ini juga berpengaruh pada perekonomian mereka kedepannya.
Namun pada kenyataannya justru untuk masuk ke dunia kerja, mereka harus bersaing dengan banyak hal.
Baca Juga:KEJUTAN ! Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023 Ajak Warga Rasakan Pengalaman Jadi Pembalap MotoGP2024, Angka Prevalensi Stunting Kendal Ditarget Harus Lebih Rendah dari Nasional
Generasi ini juga sedang mananggung nasib negara beberapa tahun kedepan, karena mereka sedang digadang-gadang untuk menjadi pemimpin berikutnya.
Banyaknya Tekanan tersebut membuat Gen Z mudah terkena stres, seperti pada survei Cigna International Health tahun 2023 terhadap hampir 12.000 pekerja di seluruh dunia, 91% dari laporan usia 18 hingga 24 tahun mengalami stres – dibandingkan dengan rata-rata 84%.
Selain itu “1 dari 3 remaja gen z di Indonsia memiliki masalah mental. Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental paling banyak kedua yang diderita remaja gen z di Indonesia.”
Menurut hasil survey Indonesia National Adolescent Mental Health Survey
Oleh karena itu, dari kasus-kasus di atas, kesehatan mental di kalangan Gen Z ini sangatlah penting untuk diperhatikan.
Generasi ini sedang berada dalam fase dimana mereka sedang mempertaruhkan masa depan mereka, sehingga rentan untuk kesehatan mental mereka terganggu.
Bagaimana Solusi Para Gen Z Agar Kesehatan Mental mereka Terjaga?
Lagi-lagi Gen Z adalah generasi yang tumbuh dengan kecanggihan internet dan smartphone, hal ini membuat mereka mudah untuk mengakses informasi yang ada.
Media sosial sekarang juga sudah banyak membahas isu terkait kesehatan mental, ini yang membuat kesehatan mental di kalangan Gen Z tidak lagi tabu.
Baca Juga:Pasti Enak Banget! 10 Menu Catering Anti Bosan yang Bisa Kamu Recook di Rumah18 Stand Pameran Ramaikan Legal Expo Kanwil Kumham Jateng
Keterbukaan kesehatan mental di kalangan gen z membuat mereka tak malu untuk pergi ke psikolog/psikiater untuk menghindari adanya self-diagnose.
Biasanya mereka akan melakukan konsultasi baik sebagai upaya pencegahan maupun upaya penanganan. Di zaman yang canggih ini juga konsultasi sudah dapat dilakukan melalui aplikasi-aplikasi layanan kesehatan.