Cita rasa gurih dan kaya akan karbohidrat serta tekstur yang renyah menjadikan camilan ini sangat disukai. Hampir 70% masyarakat Trisobo sebagai produsen ceriping Balungkuwuk.
Masyarakat Trisobo menyebut makanan tersebut dengan balungkuwuk karena mengibaratkan kripik tersebut keras seperti kucing yang hidup di hutan Trisobo, sebagaimana lahan tanaman pohon singkong di hutan milik pemerintah ataupun di sekitar wilayah hutan Trisobo yang sangat luas pada zaman dulunya.
Walaupun arti dari Balungkuwuk tulang kucing, yang menjadi ciri adalah dimana makanan berbahan dasar dari singkong ini memiliki tekstur keras pada dulunya, dikarenakan masyarakat Trisobo bisa menemukan teknik bagaimana singkong tersebut bisa empuk dan rasa renyah itulahmenjadikan banyak digemari oleh masyarakat.
Baca Juga:5 Keuntungan Usaha Warmindo, Modal Dikit Untung SelangitApa Itu Anxiety Disorder? Berikut Gejala, Pemicu, dan 5 Jenisnya
Ceriping Balungkuwuk sudah merajalela di berbagai kota, bahkan menjadi oleh-oleh khas desa Trisobo dan sekitarnya. Harga untuk olahan tersebut sangat murah meriah perkilonya. Bahkan banyak masayarakat yang mencoba untuk meniru olahan tersebut namun tidak bias seperti yang diproduksi oleh masyarakat Trisobo.
Ceriping atau keripik Balungkuwuk ini merupakan makanan khas produksi masyarakat Desa Trisobo. Bahkan, memproduksi ceriping balung kuwuk sudah menjadi mata pencaharian perekonomian dan secara turun menurun dari generasi ke generasi. (*)