Faktor Stres dan Tekanan
Tekanan pekerjaan juga bisa memicu anxiety disorder. (freepik)
Berikutnya faktor stres dan tekanan. Tuntutan sekolah, paksaan hubungan sosial, dan perubahan hidup yang signifikan dapat menimbulkan stres yang berperan dalam munculnya kecemasan, sehingga dalam proses adaptasi diperlukan seseorang untuk mendampingi baik teman, keluarga ataupun pasangan.
Faktor Trauma atau Pengalaman Traumatis
Pentingnya berdamai dengan masa lalu untuk mengurangi pengalaman traumatik. (freepik)
Baca Juga:Manfaat Penggunaan Serum Vitamin C di Pagi Hari dan 3 Rekomendasi Terbaik dan EfektifKenali Diri, Lepaskan Stres: 6 Cara Mengatasi Depresi dengan Memahami Diri Sendiri
Faktor pemicu satu ini berkaitan dengan pengalaman traumatis seperti pelecehan, kecelakaan, perceraian orang tua dan kehilangan memicu stres yang berkepanjangan hal ini bisa berkontribusi pada salah satu Faktor Pemicu Anxiety Disorder
Faktor Gaya Hidup dan Lingkungan
Faktor gaya hidup seperti memiliki pola tidur yang tidak sehat, pola makan buruk, dan paparan terhadap media sosial yang berlebihan juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental remaja, serta lingkungan yang toxic juga merupakan Faktor Pemicu Anxiety Disorder pada remaja terutama yang jauh dari jangkauan orang tua
Ingatlah bahwa masing-masing individu unik, dan kombinasi dari faktor-faktor ini dapat berperan dalam munculnya gangguan kecemasan pada remaja. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kecemasan, penting untuk mencari bantuan profesional.
Gejala anxiety disorder yang di alami remaja bervariasi, namun umumnya meliputi perasaan cemas yang berturut-turut, tegang otot, gangguan tidur, kesulitan dalam berkonsentrasi, dan gejala fisik lain seperti sakit perut atau sakit kepala. Remaja dengan anxiety disorder juga cenderung menghindari situasi atau tempat yang memicu kecemasan.
Anxiety disorder ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan remaja. Dalam lingkungan sosial, remaja dengan anxiety disorder mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan, berbicara di depan umum, atau mengikuti aktivitas kelompok. Di lingkungan akademis, kecemasan dapat mengganggu konsentrasi dan penyerapan informasi, berdampak negatif pada kinerja akademis mereka.
Dalam penanganan anxiety disorder pada remaja dapat melibatkan kombinasi terapi psikologis, dukungan keluarga, dan jika diperlukan, pengobatan. Terapi kognitif perilaku (CBT) juga di terapkan untuk membantu para pengidap mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif. Selain itu, terapi relaksasi, olahraga, dan gaya hidup sehat juga dapat membantu mengurangi gejala kecemasan.