Validasi Emosional: Penting untuk Melakukannya

Validasi emosional
Validasi emosional. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Validasi emosional adalah proses belajar tentang, memahami, dan mengekspresikan penerimaan pengalaman emosional orang lain. Validasi emosional dibedakan dari invalidasi emosional ketika pengalaman emosional seseorang ditolak, diabaikan, atau dinilai.

Memvalidasi suatu emosi tidak berarti bahwa kamu setuju dengan orang lain atau bahwa menurutmu respons emosional mereka diperlukan. Sebaliknya, kamu menunjukkan bahwa kamu memahami apa yang mereka rasakan tanpa mencoba membicarakannya atau mempermalukan mereka karenanya.

Validasi emosional adalah mengakui dan menerima pengalaman batin, pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sebagai valid.

Baca Juga:Mengapa Orang Memberikan Nasihat yang Tidak Diminta? Ini 5 Alasannya!Jangan Sepelekan! Ini 5 Manfaat Dukungan Sosial untuk Kesehatan Mental

Tanda Validasi Emosional

Orang yang divalidasi secara emosional merasa bahwa orang lain tidak hanya melihat dan mendengar emosi mereka tetapi juga menerima keberadaan perasaan itu.

Seseorang yang merasa bahwa emosinya tidak “salah” atau tidak pantas lebih cenderung memiliki rasa identitas dan nilai yang kuat serta dapat mengelola emosi dengan lebih efektif. Selain itu, validasi emosional membantu membuka pintu untuk welas asih: Merasa bahwa emosi kita valid membantu kita menghindari rasa malu dan menyalahkan diri sendiri, sehingga kita dapat menanggapinya dengan percaya diri.

Validasi bisa datang dari orang lain atau dari dalam. Validasi diri melibatkan mengenali dan menerima pikiran dan perasaan Anda sendiri.

Cara Mempraktikkan Validasi Emosional

Validasi emosional adalah keterampilan yang membutuhkan latihan. Meningkatkannya dapat memperkuat hubunganmu dengan orang lain dan membantu dirimu memvalidasi pikiran dan perasaanmu sendiri. Berikut adalah beberapa strategi utama.

Mengidentifikasi dan Mengakui Emosi

Akui emosi yang dimiliki orang tersebut, itulah langkah awal dalam validasi emosional. Ini bisa sulit jika mereka belum mengomunikasikan perasaan mereka dengan jelas, jadi kamu mungkin harus bertanya kepada mereka, atau menebak dan kemudian bertanya apakah kamu tepat sasaran.

Misalnya, bayangkan orang yang kamu cintai bersikap marah terhadap dirimu. Jika mereka telah menyampaikan bahwa mereka merasa marah, tunjukkan saja bahwa kamu telah mendengar mereka: “Aku mengerti kamu marah.” Jika dia belum mengungkapkan perasaannya, kamu bisa berkata, “Kamu kelihatannya sangat marah. Itukah yang terjadi?”

0 Komentar