“Karena keislaman dan keindonesiaan itu secara historis adalah terintegrasi, semuanya demi mewujudkan rahmat bagi semesta alam sebagaimana ditegaskan dalam konstitusi,” ungkapnya.
Drs Ghozali dan Musflichin menyampaikan sesi ketiga materi ideopolitor
Sejak awal, kata Ghozali, Islam masuk Indonesia juga dengan kekuatan perekat kedamaian dan kemampuan adaptifnya. Karena tidak mungkin Islam menjadi agama yang dipeluk mayoritas penduduk nusantara kalau tidak adaptif terhadap keindonesiaan.
Soal tema politik, Muflichin menjelaskan bagaimana dinamika Muhammadiyah dan kekuasaan, serta khususnya politik, serta bagaimana khittah yang dipedomani Muhammadiyah dalam berpolitik, sehingga muncul konsep high politic. Konsep ini mengandaikan Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan tidaklah berafiliasi dengan kekuatan politik manapun, menjaga kedekatan yang sama dengan semua kekuatan politik.
Baca Juga:Hasil Unik Muscab, PCM dan PCA Weleri Muktamar 48 Dipimpin Pasangan Suami IstriRenovasi Masjid Agung Kendal Tetap Pertahankan Nilai Sejarah, Soko Guru Hadiah 4 Wali Tetap Dijaga
“Ibarat strategi, high politic adalah strategi cantik, karena Muhammadiyah ingin menjaga marwah dan kontribusinya pada wilayah yang tepat, yakni politik kebangsaan dan kenegaraan. Sejak dulu sudah biasa, kalau ada kebijakan publik yang bisa merugikan masyarakat, maka Muhammadiyah akan tampil, memberikan masukan ke penguasa,” jelasnya.
Feedback materi oleh peserta
Materi Ideopolitor juga disampaikan secara interaktif. Dalam hal ini, setelah penyampaian materi oleh narasumber dari Pleno PDM Kota Pekalongan, peserta diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi.
Program Majlis dan Lembaga PDM Kota Pekalongan
Interaksi dari Majlis dan Lembaga PDM
Selain mendapatkan bekal Ideopolitor, personel Majlis dan Lembaga PDM Kota Pekalongan juga sekaligus melaksanakan Rakerda. Dalam hal ini, setiap UPP PDM Kota Pekalongan ini berkesempatan mempresentasikan program kerja selama lima tahun di hadapan Pleno PDM Kota Pekalongan serta Majlis dan Lembaga PDM Kota Pekalongan yang lainnya.
Dari total 19 UPP, dalam Rakerda kemarin hanya 15 Majlis dan Lembaga PDM Kota Pekalongan yang berkesempatan mempresentasikan program kerjanya. Mereka adalah Majlis Ekonomi, Bisnis, Pariwisata dan UMKM (MEBPUMKM) oleh Syafrudin Chaniago, Majlis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) oleh M Arifin, Lazismu oleh Sutantiyo Krisworo.
Berikutnya ada Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) oleh Heri Kuswanto dan Abdurozak, Majlis Tarjih dan Tajdid (MTT) oleh M Isa Anshory, Majlis Tabligh dan Dakwah Komunitas oleh Amiruddin, Majlis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pengembangan Pesantren oleh Wardhiyanto, Majlis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) oleh Fatkhur Rizki, Majlis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) oleh M. Khotib Amrulloh, Majlis Pustaka dan Informasi (MPI) oleh Akhmad Saefudin.