KAJEN,Radarpekalongan.id – Helatan Musyawarah Wilayah (Musywil) Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Provinsi Jawa Tengah telah sukses digelar (25-27/8/2023) dengan berbagai rangkaian kegiatan dan dinamikanya. Sebagai bagian dari masyarakat Jawa Tengah, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah (NA) memegang peranan yang penting dan strategis dalam ikut membangun masyarakat pada segmennya. Membina kaum muda untuk menjadi aset bangsa dan terus bergerak mengabdi, berdakwah, dan bersosialisasi secara cerdas dan aktif dalam tugas-tugas pembangunan masyarakat.
Dengan keragaman aksi yang berbeda yang dilakukannya baik yang bersifat dakwah itu sendiri, membangun kewirausahaan dan etos entrepreneur, seni dan olah raga, gerakan sosial yang humanis, dan juga membangun gerakan kesadaran nalar intelektual di kalangan kaum muda, Pemuda Muhammadiyah terus mengabdikan diri dan berkontribusi di tengah-tengah dinamika kehidupan masyarakat. Inilah tema dan agenda besar, menggembirakan dakwah dan memajukan Jawa Tengah dan semesta.Menggembirakan dakwah maknanya adalah menggelar aksi amar maruf nahi munkar dengan cara terbaik untuk melahirkan masyarakat dengan tatanan yang baik.
Dakwah yang menggembirakan ummat, mencerahkan peradaban, dan memberdayakan kehidupan. Dakwah dengan pendekatan santun, dakwah yang merengkung dan melindungi yang lemah, dakwah yang penuh visi profetik yakni sikap dakwah untuk mengajak bukan mengejek; mendidik bukan menghardik; merangkul bukan memukul, meneladani bukan sekadar menghakimi. Menggembirakan dakwah hingga menciptakan harmoni kehidupan ummat dan bangsa. Peran ini menjadi bagian dari fungsi Pemuda Muhammadiyah dalam ranah dakwah Islam penuh kerahmatan.
Baca Juga:Perhutani Salurkan Bantuan Non Pumk – TJSL 2023, Senilai Rp 30 juta Untuk Dua SekolahPeminat Kajen Expo 2023 Jauh Lebih Tinggi, Bupati Fadia Apresiasi Pelaksanaan Ajang Promosi Produk UMKM
Agenda yang juga menjadi prioritas gerakan Pemuda Muhammadiyah dan NA adalah kontribusi untuk ikut memajukan daerah. Memajukan Jawa Tengah dan Indonesia. Menjadi kekuatan angkatan muda dengan visi negarawan. Kontribusi pada aspek ini memang sesuatu yang kerapkali dipertanyakan. Apakah benar bahwa peran pemuda dalam satu masyarakat menjadi penting dan strategis? Bagaimana jika keberadaannya dinafikan? Digantikan dengan kalangan yang lain? Apa bentuk sumbangan nyata pemuda untuk membantu masyarakat dan warga?.
Dalam konteks ini, Pemuda Muhammadiyah dan NA secara kelembagaan dan personal tak punya banyak pilihan, selain harus memperkuat kompetensi kepribadian dan keilmuannya. Dengan spirit Fastabiqul Khairat, berlomba-lomba untuk berbuat kebajikan. Sudah saatnya pula Pemuda Muhammadiyah dan NA keluar dari kotak kepentingan sempit dan keterkungkungan dalam organisasinya sendiri. Kepentingan dan medan dakwah yang lebih besar harus segera digarap. Masyarakat Indonesia telah menunggumu, menanti kiprahmu, untuk membuktikan bahwa pemuda itu rame ing gawe sepi ing pamrih. Bekerja dan berdedikasi tanpa berharap pujian. Ikut cawe-cawe dalam aksi kontribusi nyata, menjadi penyumbang penyelesai masalah, bukan justru menjadi tambahan masalah bagi bangsanya. Pemuda yang siap turun tangan bukan sekadar urun angan-angan.