Menurut situs Child Mind Institute, gejalanya bisa berupa halusinasi dan delusi. Dalam beberapa kasus, gejala psikotik bisa berkembang menjadi skizofrenia.
Gangguan jiwa remaja ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari anak, seperti bertemu teman dan berinteraksi dengan keluarga.
- Bunuh diri dan melukai diri sendiri
Menurut WHO, bunuh diri adalah penyebab kematian keempat di kalangan remaja berusia 15 hingga 19 tahun.
Baca Juga:3 Bulan Tak Kunjung Turun Hujan, SMK Mussi Ajak Siswa Lakukan Sholat Istisqo’Abimanyu Rahmawan H, Siswa MAN IC Pekalongan Peraih Emas KSM Tahun 2023.
Faktor risiko gangguan psikologis yang sering dialami remaja ini antara lain konsumsi alkohol, pelecehan pada masa kanak-kanak, kesulitan mencari bantuan psikologis, dan akses ke fasilitas bunuh diri.
Selain itu, media memainkan peran penting dalam mempromosikan dan mencegah bunuh diri. Hal ini mencakup segala bentuk media, termasuk buku, majalah, televisi, dan media digital.
- Aktivitas berbahaya
Keberanian untuk melakukan sesuatu yang beresiko merupakan masalah gangguan psikologis yang sering dialami remaja dan dapat berdampak buruk bagi kesehatannya.
Hal ini termasuk penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas remaja, merokok, penggunaan ganja, dan konsumsi alkohol.
Perilaku ini biasanya dianggap sebagai pelarian dari masalah emosional yang dihadapi anak. Namun hal ini justru berdampak buruk pada kondisi mental dan kesehatan remaja.
Selain itu, mereka mungkin mengalami penurunan prestasi akademis, cedera, perkelahian, keterlibatan dalam kejahatan, dan bahkan kematian.
Bagaimana cara mengatasi gangguan psikologis pada remaja?
Orang tua perlu mengambil peran utama dalam mengatasi masalah kesehatan mental pada remaja mereka. Hal ini terutama berlaku dalam hal membesarkan dan merawat anak.
Tindakan berikut dapat dilakukan:
Baca Juga:Ikut Berpartisipasi Turunkan Angka Stunting, Kader PC Fatayat NU Kabupaten Pekalongan Ikuti Orientasi PMBAJadi Pribadi yang Lebih Baik, Inilah 5 Cara Belajar dari Kesalahan, Segera Buktikan!
Perhatikan perkembangan sosial dan emosional anak sesuai usianya.Peka terhadap perubahan suasana hati anakDeteksi dini kemungkinan masalah psikologis pada anak.Perhatikan interaksi anak kamu di sekolah dan di rumah.Persiapkan pilihan pengobatan sejak dini, termasuk terapi dengan psikolog anak. Menyediakan makanan bergizi seimbang untuk mendukung perkembangan otak anak.(*)