Dalam penggunaan sehari-hari, istilah “berpikiran terbuka” atau disebut juga open-minded sering digunakan sebagai sinonim untuk tidak berprasangka buruk atau toleran. Dari perspektif psikologis, istilah berpikiran terbuka ini digunakan untuk menggambarkan seberapa besar keinginan seseorang untuk mempertimbangkan perspektif lain atau mencoba pengalaman baru.
Keterbukaan pikiran melibatkan penerimaan terhadap berbagai macam ide, argumen, dan informasi. Berpikiran terbuka umumnya dianggap sebagai kualitas positif. Hal ini diperlukan agar bisa berpikir kritis dan rasional. Keterbukaan pikiran juga bisa melibatkan mengajukan pertanyaan dan secara aktif mencari informasi yang menantang keyakinan Kamu. Hal ini juga mencakup keyakinan bahwa orang lain harus bebas mengekspresikan keyakinan dan argumennya, meskipun kamu memiliki pikiran terbuka kamu belum tentu setuju dengan pkamungan tersebut.
Ini tidak berarti memiliki pikiran terbuka itu mudah. Bersikap terbuka terhadap ide dan pengalaman baru terkadang dapat menimbulkan kebingungan dan disonansi kognitif ketika kita mempelajari hal-hal baru yang bertentangan dengan keyakinan yang ada. Mampu mengubah dan merevisi keyakinan yang sudah ketinggalan zaman atau salah adalah bagian penting dari pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.
Baca Juga:Belajar Memercayai Orang Lain, Ini 6 Tips Buat Kamu yang Punya Trust IssueSulit Memercayai Orang Lain, 5 Alasan Trust Issue Ini Jelaskan Kepadamu
Berpikiran Terbuka vs. Berpikiran Tertutup
Kebalikan dari berpikiran terbuka adalah berpikiran tertutup atau dogmatis. Orang yang berpikiran tertutup biasanya tidak menerima ide lain. Mereka hanya mau mempertimbangkan sudut pkamung mereka sendiri.
Berpikiran Terbuka
- Terbuka terhadap ide dan pengalaman baru
- Bergairah tentang keyakinan mereka sendiri tetapi memperhatikan orang lain
- Berempati terhadap perasaan orang lain
Berpikiran tertutup
- Tidak menerima ide lain; hanya milik mereka sendiri
- Pemikiran kaku dan penolakan untuk mempertimbangkan keyakinan lain
- Tidak peka terhadap perasaan orang lain
Bahkan jika kamu menganggap dirimu orang yang memiliki pikiran terbuka, mungkin ada topik-topik tertentu yang membuatmu lebih tegas: pengalaman yang kamu sukai atau isu-isu sosial, misalnya.
Memiliki keyakinan memang luar biasa, namun keyakinan yang kuat tidak meniadakan pikiran terbuka. Berpikiran terbuka berarti memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pkamung lain dan berusaha berempati kepada orang lain, bahkan ketika kamu tidak setuju dengan mereka.