Sebenarnya Buntil legendaris tersebut berasal dari Dukuh Carangmanggang yang ada di Desa Karangbanjar, Bojongsari namun karena dijual di Pasar Kutasari sehingga selain dikenal sebagai Buntil Carangmanggang, dikenal juga dengan buntil Kutasari.
Penjual buntil legendaris ini adalah Ibu Kasmini yang sudah berjualan hampir 53 tahun bersama sang suami. Mulai sejak tahun 1969, yang mana usaha buntil ini adalah melanjutkan dari usaha buntil orang tuanya yang sudah ada sebelumnya.
Kelezatan buntil makanan khas Purbalingga buatan Ibu Kasmini ini terbukti dan tidak perlu diragukan lagi. Menggunakan daun talas sebagai bahan utama yang digemari pelanggan, setiap weekend Ibu Kasmini harus menyiapkan hingga 5 panci besar buntil, yang masing-masing pancil berisi 100 buah until agar bisa memenuhi semua peminat yang datang. Itupun kadang masih ada yang kehabisan, fantastik bukan.
Baca Juga:Jangan Kalap! Ini Dia 6 Tips Traveling Hemat Budget, Bikin Moment Berlibur Anti Ribet dan OverbudgetMengenal 3 Destinasi Wisata Goa yang Hits di Wilayah Karesidenan Banyumas, Cocok untuk Menambah List Destinasi Liburanmu
Kamu juga bisa menemukan menu buntil di pasar-pasar tradisional lain atau rumah makan. Buntil ini memang jarang tersedia di toko oleh-oleh. Hal ini karena buntil yang tidak tahan lama. Hanya bertahan sekitar 6-8 jam disuhu ruangan agar cita rasanya belum berubah. Jadi kurang rekomended untuk dijadikan oleh-oleh untuk wisatawan yang kota asalnya jauh dan harus ditempuh berjam-jam.
Nah itu tadi sebuah info seputar buntil makanan khas Purbalingga. Jangan lupa untuk mencicipi cita rasa kelezatan buntil legendaris ibu Kasmini saat berkunjung ke Purbalingga. Usahakan datang pagi hari agar tidak antri dan kehabisan. (*)