Mobil ambulans pertama dibeli melalui kas Majlis Pelayanan Sosial pada tahun 2015. Dalam hal ini, Masjid Darul Iman meminjam dana talangan dari Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM). Sementara sumber pembiayaan salah satunya dilakukan melalui wakaf kolektif dari infaq kupon ambulans senilai @ Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
“Angka lima ribu ini kepentingannya untuk slogan agar menggugah minat jamaah, bahwa untuk merealisasikan ambulans ini setiap jamaah bisa berpartisipasi wakaf atau infaq minimal lima ribu rupiah. Dan alhamdulillah lewat wakaf kolektif ini ambulans sudah lunas mendahului target waktu pembiayaan,” jelasnya.
Adapun mobil ambulans kedua bersumber dari bantuan corporate social responsibility (CSR) Kospin Jasa Kota Pekalongan pada tahun 2016. Penerimaan itu menjadi wujud kepercayaan masyarakat dunia usaha, khususnya Kospin Jasa, kepada Masjid Darul Iman Kota Pekalongan.
Baca Juga:Bangun Pabrik Panel Surya Terbesar di Indonesia di KIK, PT Trina Mas Agra Indonesia Investasi Lebih dari 100 Juta DollarSukses Ideopolitor dan Rakerda, Saatnya 19 Majlis dan Lembaga PDM Kota Pekalongan Bekerja Sinergis dan Kolaboratif
Sejak itu program layanan ambulans Masjid Darul Iman beroperasi untuk membantu melayani kemanusiaan, yakni membantu mereka yang membutuhkan jasa pengantaran dengan mobil ambulans.
“Dengan dua unit ambulans ini, alhamdulillah kita bisa melayani kepentingan masyarakat luas, lintas kecamatan, bahkan lintas kota Pekalongan dan lintas etnis dan agama (pernah dipakai orang cina). Hampir setiap pekan ambulans Masjid Darul Iman memberikanan layanan, bahkan seringnya ke luar kota dan luar provinsi,” ungkap Nyoto Slamet.
Salah satu momen paling terasa dari pemanfaatan layanan ambulans Masjid Darul Iman adalah saat masa pandemi Covid-19 tahun 2020 sampai 2022 lalu. Pasalnya, hampir setiap hari dua unit ambulans ini keluar memberikan layanan ke masyarakat.
“Bahkan kita sampai kewalahan, karena sehari bisa ada permintaan sampai empat pelayanan dengan berbagai tujuan. Ya meski sempat overload, tetapi artinya kehadiran layanan ambulans ini benar-benar diraskan manfaatnya, bahkan oleh non muslim juga,” terangnya.
Pun menurut Nyoto Slamet tidak hanya sebatas layanan antar/jempur dari atau ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) ataupun pengantaran jenazah ke rumah duka. Lebih dari itu, setiap kali terjadi bencana banjir di Kota Pekalongan, dua unit mobil ambulans ini juga disiagakan untuk membantu program tanggap bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). “Dua ambulans ini dikerahkan baik untuk distribusi logistik dan bantuan ke korban banjir, maupun evakuasi warga,” kata Nyoto Slamet.