UIN Gus Dur Adakan Seleksi Duta Moderasi Beragama

Seleksi Duta Moderasi Beragama
MODERASI BERAGAMA - Ketua LP2M UIN Gus Dur, Prof. Dr. Imam Kanafi, berfoto bersama sejumlah mahasiswa di sela-sela kegiatan seleksi Duta Moderasi Beragama.
0 Komentar

PEKALONGAN – Pusat Moderasi Beragama UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) mengadakan seleksi duta moderasi beragama, baru-baru ini.

Seleksi diawali dengan koreksi 54 naskah esai yang dikirim para pendaftar. Semua pendaftar terdiri dari kalangan mahasiswa pada Program Studi yang berbeda di UIN Gus Dur Pekalongan.

Selanjutnya, pada tahap final, 11 nominator terpilih, akan dipanggil untuk mempresentasikan wawasan mereka tentang moderasi beragama. Mekanisme pada tahap final ini mirip dengan ajang pemilihan putri Indonesia.

Baca Juga:Pemkot Pekalongan Akan Luncurkan Program ‘One Day One Egg’Air di 347 Bendungan Turun

Semua peserta secara bergiliran dipanggil satu persatu, untuk menyampaikan pemikiran mereka tentang moderasi beragama di depan umum. Selanjutnya, juri memberikan pertanyaan yang bervariasi tentang moderasi beragama, dan harus dijawab dengan tepat, pada waktu yang singkat.

Pada kesempatan tersebut, ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Gus Dur, Prof. Dr. Imam Kanafi mengatakan, untuk melakukan pengarusutamaan moderasi beragama, keberadaan duta moderasi beragama sangat penting.

“Duta moderasi beragama ini diharapkan dapat menjadi juru bicara, untuk menyampaikan berbagai upaya menyebarluaskan pemahaman keagamaan yang moderat. Selain itu, proses seleksi yang dilakukan dalam pemilihan duta moderasi beragama ini juga menjadi bagian penting dalam menggencarkan wacana pentingnya moderasi beragama,” tutur Prof. Imam.

Pada kesempatan yang sama, Nanang Hasan Susanto selaku Kepala Pusat Moderasi Beragama mengatakan, pengarusutamaan moderasi beragama di Indonesia merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan.

“Hal ini mengingat semakin maraknya praktek intoleransi, bahkan persekusi atas nama agama, terhadap kelompok yang berbeda,” ungkap Susanto.

Menurut Susanto, sebagai negara religious, Masyarakat Indonesia tidak bisa dipisahkan dari agama. Maka, disinilah peran penting moderasi beragama.

“Praktik beragama yang damai, saling menghormati, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, serta berorientasi pada kemasalahatan umum, itulah yang digalakkan pada program moderasi beragama,” imbuhnya.

Baca Juga:Pasar Banjarsari kini Mulai Dibangun KembaliMuseum Jawa Tengah Ranggawarsita Gelar Pameran Keliling Museum Dolan Pekalongan

Susanto melanjutkan, program seleksi duta moderasi beragama ini merupakan salah satu upaya untuk merealisasikan tujuan mulia tersebut. (way)

0 Komentar