KAJEN – Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Pekalongan masih cukup tinggi di Jawa Tengah. Hingga September 2023, ada 28 kasus kematian ibu dan 94 kasus kematian bayi di Kota Santri.
Oleh karena itu, Pemkab Pekalongan dalam beberapa hari ini menggelar pertemuan dengan melibatkan stakeholder bidang kesehatan dalam upayanya untuk menurunkan AKI dan AKB. Tak hanya itu, persoalan bidang kesehatan lainnya juga menjadi fokus serius Pemkab Pekalongan. Yakni persoalan stunting dan gizi buruk.
“Kemarin kita laksanakan pertemuan dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Sementara hari ini juga ada rakor terkait dengan stunting,” ujar Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar, kemarin.
Baca Juga:BPBD Salurkan 103 Bantuan untuk Korban Rumah RobohBawaslu Kota Pekalongan Teken MoU dengan Empat Organisasi
Sekda mengakui bahwa AKI dan AKB masih menjadi persoalan utama pembangunan kesehatan di Kabupaten pekalongan. “Di lihat dari berbagai indikator untuk kasusnya kita relatif tinggi di Jawa Tengah, terutama untuk angka kematian ibu dan bayi, termasuk di dalamnya stunting dan gizi buruk,” ungkap Sekda.
Oleh karena itu, lanjut dia, dalam beberapa hari ini stakeholder kesehatan berkumpul bersama mengikhtiyarkan bagaimana caranya menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Pekalongan. “Penyebabnya apa?, inovasinya apa?, strateginya apa?. Saya selaku Sekda, selaku ketua tim anggaran pada tahun 2024 akan memfokuskan menekan angka kematian ibu maupun prevalensi stunting dan gizi buruk. Itu persoalan menurut saya paling penting di bidang kesehatan di Kabupaten Pekalongan pada saat ini,” tandasnya.
Sekda meminta kepada seluruh stakeholder bidang kesehatan itu untuk melakukan refokuskan kembali, reformat kembali upaya pemkab untuk menangani stunting dan kematian ibu dan bayi. “Kita akan support penuh dari sisi anggaran. TPAPD akan suport penuh terkait bagaimana kita memanajemeni upaya penurunan angka kematian ibu, bayi, stunting dan gizi buruk di Kabupaten Pekalongan,” ujar Sekda.
Disebutkan, angka kematian ibu per September 2023 ini 28 kasus. Ini angka yang cukup tinggi di Jawa Tengah. Sementara angka kematian bayi ada 94 kasus. “Jadi sekali lagi kita akan fokus di situ.