PEKALONGAN – Pekan Batik Nusantara 2023 Kota Pekalongan resmi dibuka oleh Dirjen pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI bersama Walikota Pekalongan HA. Afzan Arslan Djunaid, di Lapangan Mataram Kota Pekalongan, Rabu (25/10/2023).
Pembukaan PBN ini secara simbolis ditandai dengan melakukan Kick Of Sarung dilanjutkan dengan pengguntingan pita yang berlangsung meriah.
Turut hadir dalam acara Sekretaris Deputi UKM Kemenkop UKM RI, Asisten Deputi Akses Permodalan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, Perwakilan Pj.Gubernur Jateng, Ketua DPRD, Jajaran Forkopimda, segenap kepala OPD Kota Pekalongan, hingga jajaran pejabat lainya.
Baca Juga:Rangkul UMKM, Transaksi Blangkon Jateng di Batang Capai Rp 24 MBerupaya Ciptakan Talenta Berakhlak Mulia
“Alhamdulillah ditahun 2023 ini Pekan Batik Nusantara bisa kita rayakan kembali. Berbeda dari sebelumnya, Pekan Batik kali ini kita ada dua event pertama ada INACRAF di Jakarta dan yang kedua Pekan Batik yang kita laksanakan di Lapangan Mataram ini,” kata Aaf, sapaan akrab Walikota Pekalongan, ditemui usia membuka acara.
Beliau juga menyampaikan hubungan erat antara Batik dan Kota Pekalongan sebagai kota kreatif dunia. Sehingga sebelumnya batik mampu menjadi penopang perekonomian masyarakat di tengah kondisi pandemi yang melanda belum lama ini.
“Pekalongan sebagai kota kreatif dunia ditengah serangan Pendemi ternyata kita masih bisa bangkit lewat daster. Dan mudahan-mudahan setelah pandemi berakhir dan pekan batik kita meriahkan lagi meski sederhana semoga menjadi daya tarik terutama untuk UMKM kota Pekalongan,” lebih lanjut.
Pekalongan sendiri juga memiliki beberapa binaan kampung batik seperti Kampung Batik Pesindon, Kampung Batik Kauman hingga Kampung Batik Krapyak. “Biasanya di momen hari batik ini setiap kampung batik binaaan tersebut juga mengadakan event pekan batik di masing-masing tempatnya,” lanjutnya.
Pihaknya pun berharap melalui Event Pekan Batik Nusantara ini, Batik Pekalongan tidak hanya berjaya di Indonesia namun juga ekspor keluar negeri.
“Dan semoga batik sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia ini mampu terus kita lestarikan,” imbuh Aaf.
Meskipun pihaknya mengakui masih banyak PR terkait batik seperti bagaimana pengolahan limbah hingga para pekerja batik atau pengrajin batik yang rata-rata sudah menua. Sehingga menurutnya, diperlukan perhatian khusus akan hal tersebut bagaimana menumbuhkan keterampilan membatik bagi generasi muda kedepan.