KENDAL – Era digital saat ini dinilai memberi tantangan sekaligus peluang tersendiri bagi aktivitas dakwah. Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan dakwah karenanya perlu memantapkan diri agar lebih adaptif menyebarkan pesan-pesan dakwah di berbagai platform digital. Salah satunya, potensi dan kompetensi mubaligh yang dimiliki persyarikatan harus bisa dipetakan secara baik.
Berbagai permasalahan ini juga mengemukan dan dibahas dalam Rakor Majlis Tabligh yang dibuka langsung Ketua PDM Kendal, Ikhsan Intizam, baru-baru ini di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Weleri. Rakor diikuti 58 peserta terdiri dari jajaran MT PDM Kendal, ketua dan sekretaris MT PCM se Kab. Kendal.
Ikhsan meminta Majlis Tabligh untuk bisa mendata dan memetakan para mubalighnya. Dia berharap para mubaligh Muhammadiyahb bisa memainkan peran dakwah sesuai kompetensinya.
Baca Juga:UIN Gus Dur Kembali Teken MoU dengan BSIProduk UMKM di Kabupaten Kendal Dinilai Sudah Standar, Tinggal Optimalkan Pemasarannya
“Setiap da’i Muhammadiyah perlu diidentifikasi. Di tempat mana menyampaikan dakwahnya, berapa kali dia berdakwah dalam sepekan dan apa ekspert (pakar-red) setiap da’i Muhammadiyah,” ungkap Ikhsan seperti dilansir portal kendalmu.or.id pada 31 Oktober 2023.
Pihaknya berharap para mubaligh Muhammadiyah tidak hanya mahir menyampaikan dakwah tematik. Lebih dari itu, kompetensi dalam keilmuan fiqih, tafsir, dan hadits juga perlu dikuasai karena memiliki kedudukan penting dalam keilmuan Islam.
“Ulama pakar fiqih, tafsir, dan hadits memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ajaran Islam dan dapat membantu umat Muslim memahami ajaran-ajaran tersebut dengan lebih baik,” terangnya.
Dikatakan Ikhsan, penguasaan mubaligh atas ilmu fiqih, tafsir, dan hadits akan sangat membantu dalam menjaga keutuhan ajaran Islam, sehingga tidak disalahartikan. “Selain itu, kompetensi keilmuan tersebut juga bisa memberi solusi atas berbagai permasalahan keagamaan aktual yang dihadapi umat,” ujarnya.
Ikhsan menegaskan lagi, bahwa mubaligh atau ulama pakar di bidang fiqih, tafsir, dan hadits dapat membantu menjaga keutuhan ajaran Islam dengan memastikan bahwa ajaran-ajaran tersebut tidak disalahartikan atau disalahgunakan, juga dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah keagamaan yang dihadapi oleh umat Muslim.
Berbagai tantangan dakwah di era digital saat ini idealnya mudah dihadapi Muhammadiyah, mengingat organisasi ini bergerak dengan model kolektif kolegial, semua digerakkan secafra berjamaah. Para mubaligh Muhammadiyah juga tidak hanya mengurusi aktivitas dakwahnya saja, melainkan juga ikut menghidup-hidupi organisasi.