BATANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang terus mengoptimalkan kegiatan operasi pangan murah (OPM) di sejumlah wilayah sebagai upaya menekan kenaikan harga cabai dan beras yang kini semakin melonjak.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Batang, Subiyanto mengatakan, bahwa kenaikan harga beras, terutama cabai karena dipicu dampak musim kemarau yang cukup panjang sehingga produksi cabai juga berkurang.
“Ya, musim kemarau yang cukup panjang ini menyebabkan petani di sejumlah wilayah tidak bisa maksimal memasok cabai ke pasaran karena hasil panen juga sedikit. Oleh karena itu, kami akan memaksimalkan program operasi pangan murah di beberapa wilayah kecamatan,” katanya, kemarin.
Baca Juga:Harga Cabai dan Telur Melonjak17 Desa Sudah Rintis Puskesos, Bupati Apresiasi
Menurut dia, sebagai langkah antisipasi untuk menekan kenaikan harga cabai, masyarakat bisa beralih memanfaatkan komoditas itu yang harganya masih relatif stabil untuk kebutuhan memasak.
Saat ini, kata dia, harga cabai rawit merah mencapai sekitar Rp75 ribu per kilogram atau naik dibanding sebelumnya Rp65 ribu per kilogram. Sedang cabai merah keriting sekitar Rp45 ribu per kilogram, serta beras Rp14 ribu per kilogram.
“Oleh karena itu, sebagai upaya menekan kenaikan harga cabai maupun beras, kami terus mengoptimalkan kegiatan operasi pangan murah di beberapa kecamatan setempat,” ujarnya.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Dewi Wuryanti mengaku cabai yang dijual di pasar maupun yang dipasok untuk memenuhi program operasi pasar murah sebagian dalam kondisi mengering.
Pemkab, kata dia, mengajak masyarakat tidak melakukan pembelian cabai secara berlebihan dan mengonsumsi komoditas itu hendaknya secukupnya.
“Saat ini, pemerintah telah berupaya menstabilkan harga kebutuhan pokok melalui program operasi pangan murah di 8 kecamatan dengan harga di bawah pasar. Kami juga mengimbau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok, terutama cabai secukupnya,” tadasnya. (fel)