BATANG – Sejumlah pedagang Pasar Batang resah dengan kenaikan harga telur. Terlebih komoditas telur cenderung naik ketika bansos Program Keluarga Harapan (PKH) cair.
Hal ini seperti diungkapkan salah satu pedagang, Junaenah. Ia meminta agar telur tidak dimasukkan ke paket bansos PKH. “Kalau bisa telur jangan dimasukkan PKH.
Jadi harga telurnya semakin baik karena permintaannya semakin banyak untuk bansos PKH,” ujar salah satu pedagang, Junaenah saat diwawancarai, Rabu (8/11/2023).
Baca Juga:Pasar Kesesi Jadi Percontohan Anti SampahUrban & Co Essentials, Beli Dua Pasang Flatshoes Rp299.900
Hal tersebut juga turut diamini oleh pedagang lainnya, Manisih. Ia membenarkan jika harga telur cenderung meningkat ketika ada bantuan PKH. Di mana harga telur sudah sempat turun di angka Rp25 ribu per kilogram. Kini kembali naik di angka Rp 27 ribu per kilogram.
“Sempat turun kemarin, sekarang naik lagi jadi Rp27 ribu lagi per kilogram. Pokoknya kalau ada PKH cair, harga telur jadi tambah naik. Karena permainan banyak stoknya menipis,” keluhnya.
PJ Bupati Batang Lani Dwi Rejeki, mengamini harga telur memang mengalami kenaikan, yang dipicu cairnya bansos PKH. Meski begitu pihaknya saat ini hanya dapat menampung usualan pedagang.
Pasalnya terkait PKH, Kebijakannya merupakan ranah pemerintah pusat. “Memang kenaikan telur ini dipicu dengan cairnya bantuan PKH.
Namun untuk usulan penghilangan telur itu, itu kebijakannya di pemerintah pusat. Programnya juga sudah berjalan dari lama. Sehingga ya saat ini kami masih ikuti kebijakan dari pemerintah,” pungkasnya. (nov)