BATANG – Beberapa prestasi hingga tingkat nasional berhasil diraih oleh pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Kabupaten Batang. Seperti Zilbestcraf dari Kabupaten Batang yang meraih penghargaan Best Emerging Artisan pada Inacraft 2023. Yang tak kalah penting Kabupaten Batang tahun ini berhasil dinobatkan sebagai Kabupaten/Kota Kreatif.
Hal ini pun turut disoroti oleh Ketua Komisi C DPRD Batang, Tofani Dwi Arieyanto, saat menghadiri Bimtek Kelas Harga Pokok Penjualan bagi pelaku ekraf yang digelar di Aula SMPN 1 Batang, Kamis (16/11/2023).
Ia tak menyangka jika pelaku ekraf sudah berhasil membanggakan Batang di tingkat nasional. Ia sendiri juga masih menyayangkan, jika anggaran untuk ekraf masih terbilang minim.
Baca Juga:Tunggakan PBB Rp 19 MiliarPemkab Kejar PAD Sektor Perikanan Rp 3,6 Miliar
“Ternyata pelaku ekraf ini sudah membawa nama Batang menjadi lebih terkenal di kancah nasional. Tapi kenyataannya anggarannya sangat minim. Kami berharap TPAD, Bu Pj Bupati Bisa juga memperhatikan pelaku ekraf agar lebih berkreasi. Sebetulnya tahun ini kosong, hanya saja setelah kami rekomkan ke badan anggaran akhirnya dapat Rp100 Juta, padahal biasanya sampai Rp360 Juta,” ujarnya.
Pihaknya berharap nantinya DPRD Batang bisa turut mengawal anggaran untuk pelaku ekraf di Perubahan tahun 2024. Selain itu pihaknya akan turut memprioritaskan pelaku ekraf sebagai sasaran penerima bantuan aspirasi dari DPRD.
“Selama ini aspirasi kami masih kebanyakan ke UMKM. Kami berharap ke depannya bisa turut merangkul dari pelaku ekraf. Ke depannya semoga ada pendekatan dari pelaku ekraf dengan DPRD. Sehingga kita bisa menyerap aspirasi untuk mereka,” pungkasnya.
Kepala Disparpora Batang, Yarsono menyebut jika ekraf di Batang potensial untuk dikembangkan. Meski begitu diakuinya kegiatan ekraf ini masih terbatas. Dimana belum semua kegiatan tercover, seperti keikusertaan di Inacraft, dan beberapa kegiatan lainnya yang masuk jejaring Kabupaten Kota Kreatif di Indonesia.
Yarsono menyebut, total di tahun anggaran ini pihaknya menyebut memiliki anggaran Rp192 Juta. Selain untuk kegiatan, anggaran ini juga untuk program DBHCHT dan untuk gaji karyawan.
“Dengan masuk jejaring Kabupaten Kota Kreatif, kegiatan kami pun semakin banyak. Sehingga anggaran yang ada belum bisa mengcover semua kegiatan. Selain itu banyak pelaku ekraf yang sudah berprestasi. Oleh karenanya butuh dukungan dari eksekutif dan juga legislatif,” jelasnya.