Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Batang, Fitria Kartika Sari menambahkan, bahwa memang, Tim Jitupasna dipersiapkan untuk menangani kejadian kejadian pasca bencana. Mereka diberikan bekal ilmu untuk memulihkan kembali beberapa sektor terdampak bencana, seperti sektor ekonomi, psikososial, hingga infrastruktur.
“Semboyan atau slogan kami, membangun kembali dengan lebih baik dan lebih aman (Build, Better, and Saver),” ucapnya.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Tengah, Arif Wahyudi mengatakan, bahwa Kabupaten Batang masih masuk dalam lima kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan tingkat penangan bencana yang masih rendah.
Baca Juga:ASN Dilarang Gunakan 10 Pose untuk BerfotoPanwaslu Diminta Solid Awasi Masa Kampanye
“Di urutan pertama ada Brebes, Pati, Banyumas, Purworejo, dan Batang. Masuknya daftar lima kabupaten/kota ini di urutan tertinggi karena memang dalam kontek persiapannya, ada indikator indikator yang dianggap masih kurang. Seperti indikator persiapan pra bencana. Nah dari indikator indikator itu, misalnya kesiapsiagaan masyarakat, ketersediaan peralatan, logistik, konektifitas dengan OPD OPD, kelembagaan masyarakat yang lain inilah yang harus ditingkatkan,” katanya.
Ditambahkan dia, pada urutan terbawah, ada Surakarta dan Magelang. Kedua daerah ini sebetulnya memiliki tingkat risiko bencana yang tinggi. Namun kedua daerah ini memiliki persiapan yang baik. “Ya, kedua daerah ini mempunyai persiapan yang luar biasa, seperti adanya jalur tsunami, tempat tempat penyiapan logistik, hingga keberadaan desa tangguh bencana yang begitu banyak,” tandasnya. (fel)