KOTA – Kecamatan Pekalongan Utara mulai meningkatkan kewaspadaan di wilayahnya terkait potensi bencana banjir di musim penghujan. Salah satunya dengan memastikan kesiapan kelurahan siaga bencana.
Camat Pekalongan Utara, Wismo Adityo mengatakan, pihaknya mulai menguatkan sinergi mitigasi dini agar masyarakat siaga dan terhindar dari risiko bencana. Langkah itu dilakukan melalui pelatihan kelurahan siaga bencana yang sudah dilaksanakan di seluruh kelurahan.
“Masing-masing kelurahan sudah kita bentuk sehingga mereka akan menjadi komponen yang mampu membantu kami melakukan penanganan maupun penanggulangan terhadap bencana. Mudah-mudahan unsur masyarakat yang memiliki kepedulian untuk mereka membaktikan diri sebagai kelompok yang akan ikut membantu di dalam proses penanganan bencana di wilayah mereka masing-masing dapat menambah kesiapan kami,” tutur Wismo.
Baca Juga:33 Guru Dapat Anugrah Merdeka BelajarBuat Jalan Tembus Antar Dukuh
Ia mengatakan, tujuh kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara masuk kategori rawan bencana di musim hujan ini. Namun ia berharap sejumlah pembangunan sistem pengendali banjir dan rob bisa meminimalisir dampak bencana.
Untuk itu pihaknya juga secara intensif memantau pelaksanaan pembangunan proyek penanggulangan banjir di wilayahnya. “Ketika berbicara mitigasi monitoring sudah kita lakukan kaitannya dengan pembangunan tanggul, parapet dan lainnya. Kegiatan monitoring ini masuk di dalam tataran kami, secara berkala kami melakukan pengecekan terutama keberadaan bagunan revetment yang sudah dilaksnakan pemerintah terhadap kondisi yang ada di wilayah utara,” katanya kemarin.
Dijelaskan Wismo bahwa pengerjaan bangunan pengaman pantai yang sejauh ini sudah dilakukan pemerintah berdampak cukup signifikan. Sehingga ketika terjadi pasang air laut tidak terlalu berpengaruh di pemukiman warga.
“Kita lihat di wilayah kelurahan Degayu dan Krapyak pembangunan tanggul rob serta loji bangger proses sudah berjalan terus. Pembangunan tanggul di Panjang Baru sudah, revitalisasi tanggul raksasa Kandang Panjang sudah, yang sedang kita dorong adalah pembangunan tanggul Bremi dan Meduri tetap usulkan sesuai dengan musrenbang tahun 2023. Jika tidak ada perubahan 2024 proses pengerjaan tanggul tersebut akan dimasifkan, harapannya bisa menutup akses air masuk dari wilayah meduri ke wilayah Pekalongan Utara dan Barat,” tandasnya.(nul)