KIPRAH Dua Ormas Islam Terbesar, masing-masing Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. NU memiliki lebih dari 150 juta anggota, sedangkan Muhammadiyah memiliki lebih dari 60 juta anggota.
Keduanya sering diibaratkan sebagai kakak beradik yang telah berdiri selama lebih dari 100 tahun, menunjukkan pengalaman dan kematangan dalam mengabdi kepada umat dan bangsa.
Sejak didirikan—NU pada 1926 dan Muhammadiyah pada 1912—kedua ormas ini telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan sosial dan keagamaan di Indonesia, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan, meski dengan pendekatan yang berbeda.
Baca Juga:Takmir Masjid dan Mushola Dukung Paslon UTAMADalam Menyusun Program, Plt Walikota Salahudin Tekankan Pentingnya Data Kemiskinan
Muhammadiyah dikenal dengan fokus pada pengembangan amal usaha, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Muhammadiyah telah mendirikan lebih dari 10.000 sekolah dan madrasah serta lebih dari 500rumah sakit dan klinik yang banyak menyasar wilayah perkotaan.
Di sisi lain, NU memiliki lebih dari 36.000 pesantren yang mengakar kuat di pedesaan, aktif dalam mendampingi dan memberdayakan masyarakatmelalui pendidikan keagamaan dan gerakan sosial berbasis kearifan lokal. Kontribusi kedua ormas ini sangat berharga dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia yang religius dan progresif.
Lebih dari satu abad, kontribusi keduanya telah membawa perubahan signifikan di tengah masyarakat. Survei Pew Research Center menunjukkan bahwa sekitar 87% masyarakat Indonesia menganggap agama sangat penting dalam kehidupan mereka, mencerminkan pengaruh besar NU danMuhammadiyah.
Keduanya menjadi pilar yang menopang masyarakat dari sudut yang berbeda, namun saling melengkapi. Sinergi NU dan Muhammadiyah diharapkan mampu memberikan solusi yang komprehensifuntuk isu-isu seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan di berbagai daerah, termasuk di Kota Pekalongan.
Pertemuan NU dan Muhammadiyah
NU dan Muhammadiyah sering diibaratkan sebagai “Dua Sayap Pancasila.” NU dianggap sebagai sayap kanan dan Muhammadiyah sebagai sayap kiri. Gerakan kedua sayap ini harus seirama agar bangsa Indonesia dapat terbang tinggi mempersatukan negara.
Kolaborasi NU dan Muhammadiyah adalah sesuatu yang sangat dinantikan, termasuk dalam konteks Pilkada Kota Pekalongan. Kerja sama ini diwujudkan melalui pengusungan dua kader terbaik dari masing-masing ormas untuk berpasangan dan menyatukan visi demi kemajuan Kota Pekalongan.