RADARPEKALONGAN.ID, Batang – Menghadapi potensi kekeringan yang diperkirakan masih mengancam pada tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) telah menyiapkan sejumlah langkah strategis.
Salah satu sektor yang menjadi perhatian utama adalah pertanian, yang sangat rentan terdampak musim panas kering.
Meskipun tahun ini Kabupaten Batang mengalami musim panas yang diiringi dengan beberapa kali hujan, pemerintah tetap menyalurkan bantuan pompa air untuk pertanian.
Baca Juga:Pesona Wisata Kalikesek Nikmati Alam Sambil Cicipi Manisan Kolang Kaling yang LezatEkspor Kota Pekalongan Naik 7,79 Persen, Produk Tekstil dan Olahan Ikan Mendominasi Pasar Global
Dispaperta telah menyediakan 76 unit pompa air yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Pompa-pompa ini telah didistribusikan ke wilayah-wilayah yang rentan kekeringan guna mendukung pengairan lahan pertanian.
“Untuk tahun ini, meskipun hujan cukup sering turun, beberapa wilayah di Kabupaten Batang masih mengalami kekeringan, seperti Desa Sawangan di Kecamatan Gringsing yang terdampak pada bulan Juli hingga Agustus,” ujar Plt Kepala Dispaperta Batang, Sutadi Ronodipuro, pada Selasa (8/10/2024).
Dari 76 pompa yang disiapkan, 36 unit memiliki kapasitas besar yang mampu mengairi hingga 10 hektare lahan pertanian. Sementara itu, 40 pompa lainnya berukuran lebih kecil, dengan kapasitas pengairan hingga 2 hektare per unit.
Bantuan ini diharapkan mampu membantu petani menghadapi kekurangan air di musim panas mendatang.
Sutadi menambahkan, kekeringan di beberapa titik terjadi akibat masalah irigasi, seperti yang dialami di Desa Sawangan. Untuk mengantisipasi hal ini, Dispaperta memberikan bantuan berupa benih jagung, pupuk, dan pestisida yang tidak memerlukan banyak air.
Langkah ini diambil untuk memastikan pertanian tetap berjalan meskipun ketersediaan air berkurang akibat perubahan cuaca.
Baca Juga:Pemuda Bawa Sajam dan Curi Kotak Amal di Mushola Babul Jannah, Warga Berhasil Gagalkan Aksi PencurianInvestor Asing Terus Berdatangan, KIT Batang Sudah Bukukan Investasi Rp 16 Triliun
“BMKG telah memperingatkan bahwa pada tahun 2024 ini, dampak kekeringan tidak terlalu luas. Namun, memang ada beberapa titik yang mengalami kekurangan air.
Kami terus berupaya mendampingi masyarakat dengan memilih komoditas yang lebih tahan terhadap kekurangan air serta memberikan bantuan pupuk dan peralatan lainnya,” jelas Sutadi.
Menurutnya, kekurangan air paling terasa pada periode Juni hingga September. Oleh karena itu, pemilihan komoditas yang tidak membutuhkan banyak air sangat penting dilakukan.
Selain padi dan jagung, Dispaperta juga mendorong pengembangan komoditas hortikultura, seperti kentang dan bawang merah, sebagai penopang utama sektor pertanian di Kabupaten Batang.