RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dinparbudpora) kembali akan menggelar acara Pekalongan Batik Night Carnival 2024 untuk memperingati Hari Batik Nasional (HBN).
Acara ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat malam, 11 Oktober 2024, di Kawasan Budaya Jetayu, dengan tema “Gempita Cahya Bhumi”.
Sabaryo Pramono, Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, menjelaskan bahwa tema tahun ini menggambarkan batik sebagai sumber cahaya yang membawa harapan, kebebasan, dan tradisi di tengah masyarakat.
Baca Juga:Polres Pekalongan Kota Selidiki Dugaan Pelecehan Seksual Verbal oleh Oknum Guru BK SMAN 3Struktur Konstruksinya Rumit, Perbaikan Jembatan Warungasem Ditunda di Awal 2025
“Batik Pekalongan ibarat cahaya yang menerangi, memberikan pelajaran hidup serta harapan yang berkesinambungan dalam budaya dunia,” kata Sabaryo pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Dalam karnaval ini, keindahan Batik Pekalongan akan dieksplorasi melalui representasi dari empat benua: Asia-Australia, Eropa, Amerika, dan Afrika.
“Batik Pekalongan menjelma menjadi mahakarya yang luar biasa dengan keberagaman motif dari empat benua,” tambahnya.
Untuk mendukung kelancaran acara, persiapan telah dilakukan secara matang, termasuk penampilan para peserta yang akan memamerkan kostum batik sesuai tema. Sebanyak 37 peserta telah terdaftar, terdiri dari sekolah dasar, menengah, hingga umum.
Selain itu, berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut ambil bagian dengan menampilkan kostum batik unik.
Menurut Sabaryo, acara ini tak hanya untuk memperlihatkan keindahan batik lokal, tetapi juga untuk menegaskan posisi Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia.
Panggung utama akan berlokasi di Kawasan Budaya Jetayu, dan peserta akan berjalan menuju Jalan Diponegoro.
Baca Juga:Kekeringan Meluas di Kabupaten Pekalongan, Sekolah dan Pesantren Juga TerdampakRumah di Tanjungsari Kendal Ludes Terbakar Akibat Korsleting, 3 Rumah Tetangga Ikut Terdampak
“Karnaval digelar malam hari untuk menambah eksotisme kostum serta menjaga kenyamanan peserta dari cuaca panas,” jelas Sabaryo. Ia juga menegaskan bahwa peserta diwajibkan mengenakan batik tulis atau cap dengan motif khas Pekalongan seperti Jlamprang, Buketan, 3 Negeri, Liris, dan Benji.
Penilaian karnaval akan mencakup kesesuaian kostum dengan tema, kreativitas, dan deskripsi cerita kostum yang dibawakan oleh peserta. Acara ini diharapkan semakin memperkuat citra Batik Pekalongan di kancah internasional.