Pada Hari Rabu tanggal 12 Juni 1996 KH Nachrowi Chasan wafat. Selanjutnya Pesantren Ribatul Muta’allimin diasuh oleh KH Dja’far Nachrowi, KH Hasan Rumuzi, dan KH Abu Khalid dengan dibantu oleh putra-putri KH Nachrowi yang lain.
Namun baru sekitar satu tahun mengasuh pesantren menggantikan ayahnya, tepatnya Hari Senin tanggal 21 April 1997 KH Dja’far Nachrowi wafat. Dan selanjutnya Pesantren Ribatul Muta’allimin diasuh oleh KH Hasan Rumuzi, KH Sa’dullah Nachrowi, dan KH Najib Nachrowi.
Untuk memperingati wafatnya almarhum KH Saelan selaku pendiri pesantren, maka pada setiap tanggal 12 Sya’ban, di Pesantren Ribatul Muta’allimin diadakan kegiatan Khoul KH Saelan dan para pengasuh lainnya, di mana kegiatan tersebut bertepatan dengan kegiatan akhirussanah dan wisuda santri tingkat Aliyah Diniyah Pesantren Ribatul Muta’allimin.
Baca Juga:Hadiri Haul Auliya' di Mushola Musolla Rohmatul Mubtadiin, Muhtarom Ajak TeladaniBertemu Pada Peringatan Maulid Nabi di Kanzus Sholawat, Muhtarom dan Taj Yasin Saling Mendoakan
Pada Tahun 1955, di atas tanah waqaf milik H Syamsuri telah dibangun sebuah gedung madrasah yang terdiri dari 4 lokal dan sebuah ruang guru dengan perlengkapannya yang kesemuanya menelan biaya Rp83.000,- di luar harga tanah. Mengingat kekurangan areal tanah untuk pembangunan gedung madrasah, maka tanah milik Kasdani yang berada di belakang tanah milik H Syamsuri diwaqafkan pula.
Pada Tahun 1958, atas usaha KH Nachrawi Chasan dengan dibantu masyarakat, dibangun sebuah bangunan yang terdiri 4 kamar yang dilengkapi dengan serambi yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Pembangunan tersebut menelan biaya Rp100.000 Pada Tahun 1961, atas usaha H Juned (PPIP) dan H Ridhwan (Ketua PCNU Kota Pekalongan), dibeli tanah beserta bangunannya seluas 1000 m² yang bersebelahan dengan komplek Pesantren. Bangunan tersebut digunakan juga untuk kegiatan sekolah (Komplek B).
Pada Tahun 1963, Pesantren Ribatul Muta’allimin mendapat musibah akibat banjir dari sungai yang berada di belakang Pondok Pesantren yang mengakibatkan robohnya bangunan yang terdiri 4 kamar. Pada Tahun itu pula dibangun sebuah bangunan yang terdiri dari 6 kamar beserta serambinya yang digunakan untuk kamar para santri dan sekaligus untuk kegiatan belajar mengajar (Komplek C). (dur)